Call / WA : 081210999347 Biaya Masuk sekolah TK terbaik di Batam Taman Kanak Kanak PlayGroup Kelompok Bermain dan Tempat Penitipan Anak


Biaya Masuk sekolah TK terbaik di Batam Taman Kanak Kanak PlayGroup Kelompok Bermain dan Tempat Penitipan Anak

Taman kanak-kanak, disingkat TK, ialah tahapan pengajaran si kecil usia dini (usia 6 tahun atau di bawahnya) dalam format pengajaran formal. Kurikulum TK ditekankan pada pemberian stimulan pengajaran untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmaniah dan rohani agar si kecil memiliki kesiapan dalam menjelang pengajaran lebih lanjut.

Lama masa belajar seorang murid di TK biasanya tergantung pada tingkat kecerdasannya yang dinilai dari rapor per semester. Teladan awam untuk lulus dari tingkat program di TK selama 2 (dua) tahun, ialah:

  1. TK 0 (nol) Pembelajaran (TK kecil) selama 1 (satu) tahun
  2. TK 0 (nol) Besar (TK besar) selama 1 (satu) tahun


Di Indonesia, seseorang tidak diharuskan untuk mencapai pengajaran di TK


Segala di TK

Di TK, siswa dikasih kesempatan untuk belajar dan dikasih kurikulum pembelajaran yang cocok dengan usia pada tiap-tiap jenjangnya. Siswa diajar mengenai hal berikut ini:

  1. agama,
  2. budi bahasa,
  3. berhitung,
  4. membaca (mengetahui aksara dan ejaan),
  5. tarik suara,
  6. bersosialisasi dalam lingkungan keluarga dan teman-teman sebayanya, dan
  7. berjenis-jenis jenis keterampilan lainnya.


Tujuan belajar di TK ialah meningkatkan kekuatan cipta si kecil-si kecil dan memacu mereka untuk belajar mengetahui berjenis-jenis jenis ilmu pengetahuan melewati pendekatan poin budi bahasa, agama, sosial, emosional, jasmaniah, motorik, kognitif, bahasa, seni, dan kemandirian.

Kelompok dirancang sebagai upaya memaksimalkan kekuatan pikir dan peranan si kecil dalam hidupnya.

Kelompok bermain ialah satuan pengajaran si kecil usia dini pada jalanan pengajaran non formal yang menyelenggarakan pengajaran bagi si kecil usia di bawah lima tahun. Kelompok bermain biasanya beroperasi sampai siang hari saja, dan memiliki staf suster si kecil atau sukarelawan. Kelompok bermain diandalkan dapat memberikan stimulan yang bagus untuk memaksimalkan intelegensi, kemampuan sosial, dan kematangan motorik si kecil.

Sejarah Sangat Prasekolah dan Taman Kanak Kanak di Indonesia

Tapi jarang ditemukan orang yang tidak mengetahui seputar Taman Kanak-Kanak (TK) di Indonesia, malah dapat dibilang mayoritas orang Indonesia pernah mencicipi kursi TK, ya minimal tahu seputar “makhluk” tersebut. Berdasarkan yang jadi pertanyaan tahukah anda seputar sejarah perkembangan Taman Kanak Kanak di Indonesia? mungkin akan banyak orang yang akan mengernyitkan dahinya pertanda tidak tahu. Taman Kanak Kanak sebagai sebuah institusi pengajaran mungkin masih tergolong baru dibandingi sekolah lainnya. 

Kalau sejarahnya tercatat Freidrich Froebel (21 April 1782-21 Juni 1852) seorang berkebangsaan Jerman, sebagai salah satu pengagas pengajaran untuk si kecil dengan membuka kindergarten (kinder=si kecil; garten=taman) pertama di dunia pada 28 Juni 1840 di Thuringia-Jerman. Salah satu pemikiran seputar pengajaran si kecil dituangkan bukunya The Education Of Man (Die Nenschenerziehung):

The purpose of education is to encourage and guide man as a conscious, thinking and perceiving being in such a way that he becomes a pure and perfect representation of that divine inner law through his own personal choice; education must show him the ways and meanings of attaining that goal. (Friedrich Froebel 1826 Die Nenschenerziehung, pp. 2)

Pentingnya peran pengajaran kepada perkembangan manusia tersebut menjadi prioritas utama dari pendidikannya dan pengajaran wajib dikasih secara lebih dini kepada si kecil-si kecil.

Bagaimanakah sejarah perkembangan Taman Kanak-Kanak di indonesia?


Pengajaran kita kilas balik perkembangan Taman Kanak-Kanak di Tanah Air ini karenanya kita patutnya berterima kasih, dimana Sangat Taman Kanak-Kanak (Prasekolah) di Negara ini tidak tertinggal jauh dengan taman Kanak-kanak yang pertama di dunia ialah pada abad ke-19. Demi mempermudah penulisan karenanya sejarah Taman kanak Kanak di Indonesia akan dibagi menjadi beberapa periode:

1. Zaman Belanda


Tampaknya kita wajib “berterima kasih” kepada Pemerintah kolonial Belanda dengan  mulai didirikannya pengajaran prasekolah di Indonesia secara terbatas. Pengajaran pada biasanya diperuntukkan Pemerintah Belanda mendirikan institusi-institusi pengajaran presekolah tersebut terbatas untuk kalangan “londo” tetapi segelintir priboemi juga mujur dapat mencicipi pengajaran prasekolah tersebut ialah mereka yang berketurunan ningrat atau yang bergelar ningrat.

Kurikulum pengajaran prasekolah yang dilegalkan pada masa itu diimpor dari belanda. Kurikulum tersebut amat diwarnai oleh imbas pendiikan ala Froebel yang sanat menekankan pemakaian bermain dan aktivitas-aktivitas yang menyenangkan sebagai media aktivitas belajar si kecil. 

Sangat Taman Kanak-Kanak dalam zaman Belanda diketahui sebagai Frobelschool. Sangat tersebut didirikan dengan tujuan agar si kecil dapat melakukan adat baru yang bagus; si kecil-anakpandai membaca, menulis dan berbahasa Belanda dan dengan persiapan tersebut si kecil dapat masuk ke sekolah belanda.

Disamping menerapkan metode pengajaran Froebel secara dominan sampai akhir masa kekuasaannya, pemerintah Belanda juga memberi tahu metode Montessori pada tahun 1938 melewati sekolah-sekolah pengajaran guru TK. Sasaran pengajaran Montessori menekankan kebebasan yang lebih besar kepada si kecil untuk memaksimalkan gaya individualnya. 

Tulisannya pendidikannya secara khusus diberi tuntunan untuk mebantu perkembangan kepribadian si kecil yang spontan dan membangun rasa kompeten yang berkisar pada pengembangan tujuan-tujan internal perkembangan seperti kemandirian, kepercayaan diri, disiplin dari dalam diri dan kemampuan untuk memberi nasehat aktivitas-aktivitas sendiri.

2. Zaman Jepang.


Nama Frobelschool diganti dengan nama Taman Kanak-kanak. Pada waktu itu guru-guru belum mengetahui kehidupan dan keperluan si kecil ialah seputar permainan, ketangkasan-ketangkasan seperti yang ada di desa-desa. Pada pengajaran Taman Kanak-Kanak dikasih lagu lagu, permainan dan cerita Jepang.

Tahun 1913 Ki Hajar Dewantara (yang bernama autentik RM Soewardi Soejaningrat) sebab aktivitas politiknya yang semakin mengkhawatirkan pemerintah Belanda, karenanya beliau diasingkan ke negeri Belanda.,. Kalau yang berjudul “als ik eens Nederlander was” (Ia saya orang Belanda) pada sebuah surat kabar yang dipublikasikan secara luas amat menyinggung pemerintah Belanda. 

Dalam tulisan ini dia mengungkapkan bahwa kalau dia orang belanda, dia akan merasa malu sebab sementara merayakan hari kemerdekaannya, dan pada saat yang bersamaan Belanda justru menjajah Indonesia.

Untungnya selama di Belanda Ki Hajar Dewantara banyak belajar seputar pengajaran, secara khusus pendekatan Froebel dan Montessori. Sesudah memanfaatkan masa hidupnya di Belanda untuk belajar ilmu jurnalistik dan pengajaran sehingga memperoleh akte mendidik pada tahun 1915. Kecil kembali dari Belanda, Ki Hajar Dewantara mendirikan suatu perguruan nasional dengan nama Taman Siswa. 

Organisasi pengajaran ini mensponsori sekolah-sekolah yang memadukan metode-metode dan isi pengajaran terbaik Eropa dengan kultur terbaik Indonesia. Dengan kata lain metode pengajaran ini ialah memodifikasi metode Froebel dengan metode Montessori yang disesuaikan dengan adat timur. 

Program pengajaran ini dimaksudkan untuk si kecil di bawah usia 7 tahun dan didirikan pada tanggal 3 Juli 1922 mendirikan Taman Lare (si kecil) atau Taman Indera atau Sekolah Fröbel Nasional atau Kindertuin yang walhasil disepakati dengan nama Taman Indria (Taman Sejalan). 

Kecuali dengan prinsip-prinsip Froebel dan Montessori, Taman Indria ini memusatkan arah pendidikannya kepada penajaman keterampilan-keterampilan sensorik si kecil. Ki Hajar Dewantara (1889-1959) seorang tokoh pengajaran nasional dan pendiri perguruan Taman Siswa pada tanggal 3 Juli 1922

Pada sekitar tahun-tahun yang sama, suatu organisasi Islam yang diketahui dengan Persatuan Wanita Aisyiyah juga membangun institusi pengajaran prasekolah Bustanul Athfal yang pertama. Pembangun Bustanul Athfal ini dimaksudkan untuk meningkatkan sikap nasionalisme dan tujuan-tujuan keagamaan dalam merespons popularitas institusi-institusi prasekolah yang berorientasi Eropa. 

Semenjak itu, selama periode pemerintahan kolonial Belanda ini, sejumlah organisasi Islam lainnya dan pesantren juga ikut serta membangun dan merancang program-program prasekolahnya masing-masing. Nama Frobelschool diganti dengan nama Taman Kanak-kanak. 

Pada waktu itu guru-guru belum mengetahui kehidupan dan keperluan si kecil ialah seputar permainan, ketangkasan-ketangkasan seperti yang ada di desa-desa. Pada pengajaran Taman Kanak-Kanak dikasih lagu-lagu, permainan dan cerita Jepang.

3. Zaman Kemerdekaan


Pengajaran Menteri Ali Sastro Amidjoyo melewati kementerian Sangat Memperbaiki dan Kebudayaan, senantiasa memukakan sifat-sifat kultur nasional. Untuk melakukan sifat-sifat kultur nasional tersebut guru-guru TK perlu mempelajari seputar:

‐ Kehidupan si kecil-si kecil di desa-desa dan di kampung (si kecil bermain dengan lingkungannya,yang dikemukakan oleh Frobell)

‐ Pengajaran dan menyesuaikan permainan, lagu dan cerita-cerita si kecil cocok dengan pronsip Frobel.

‐ Kebudayaan barat dapat diambil untuk perkembangan dan kekayaan kultur Indonesia

Sangat TK dimaksudkan untuk memelihara tumbuhnya kebudayaan bangsa yang merdeka, secara khusus melewati metode pengajaran dan pengajaran. Seiring dengan perkembangan Taman Indria, berkembang pula Taman Kanak-kanak (TK) yang ialah adaptasi dari konsep Kindergarten dan Taman Indria. 

Perkembangan TK jauh lebih cepat dari pada Taman Indria. Dalam perjalannya, lahir pula Raudhatul Athfal atau RA yang ialah penyelenggaraan program pengajaran bagi si kecil usia dini dengan kekhasan agama Islam.

Kecil Taman Indria, Taman Kanak-kanak, ataupun Raudhatul Athfal, targetnya baru mencakup si kecil di atas usia 4 tahun sampai menjelang pengajaran dasar. Dengan demikian si kecil usia 0-4 tahun belum terlayani program PAUD dalam format apa saja. 

Seiring dengan perkembangan keperluan akan pengasuhan secara khusus bagi si kecil yang kedua ayah dan bundanya bekerja di luar rumah, muncullah program Taman Penitipan Indera atau TPA yang mulanya cuma berfungsi sebagai tempat titip/pengasuhan si kecil. 

Pengajaran tahun 1980-an, seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat dan dunia internasional seputar arti pentingnya pengajaran, mulai dibuka institusi untuk si kecil usia 3-4 tahun dalam format Kelompok Bermain atau Kober atau KB. 

Pengajaran itu pula kesadaran akan pentingnya stimulan pengajaran di lingkungan TPA mulai timbul, sehingga TPA yang mulanya cuma berfungsi sebagai tempat titip atau pengasuhan si kecil ditambah menu lanyannya dengan layanan stimulan pengajaran. 

Keluarnya PP No. 27 Tahun 1990 seputar Sangat Prasekolah telah mempertegas proses pengajaran si kecil usia dini (saat itu disebut pengajaran prasekolah) yang dimulai semenjak usia 3 tahun melewati TPA dan KB. Dalam pengelolaannya TK di bawah pembinaan Kemdiknas (saat itu Depdikbud) dan RA di bawah pembinaan Departemen Agama. 

Diberlakukannya TPA dan KB di bawah pembinaan Depsos dan Depdikbud. Depsos bertanggungjawab melakukan pembinaan di bidang usaha kesejahteraan si kecil, meskipun Depdikbud bertanggungjawab melakukan pembinaan di bidang pendidikannya.

Kecuali lain yang mewarnai perkembangan dunia pengajaran prasekolah pada dekade 1980/90-an ini ialah dilegalkannya Undang-undang No. 2/1989 seputar metode pengajaran nasional dan peraturan pemerintah No. 27/1990 seputar system pengajaran prasekolah. 

Pengajaran dua produk peraturan ini semakin mempertegas kedudukan dan keberadaan pengajaran prasekolah dalam system pengajaran di Indonesia. Teladan yuridis formal, pengajaran prasekolah diakui sebagai komponen yang tidak terpisahkan dari keseluruhan system pengajaran nasional.

Begitupun lahirnya gerakan TK Al-Qur’an terpadu dan jenis-jenis TK lainnya yang dikelola oleh yayasan-yayasan swasta pada dekade 1980/90-an ini menambah gairah dan semaraknya penyelenggaraan program pedidikan prasekolah di tanah air. 

Ini sekaligus ialah suatu indikasi dari meningkatanya kesadaran dan keperluan masyarakat kepada pengajaran prasekolah ini. 

Semenjak itu, sekitar tahun 2000-an Departemen Sangat Nasional mendirikan berjenis-jenis jenis TK alternatif. Tujuan didirikan TK alternatif ini ialah untuk pemerataan pengajaran prasekolah artinya pemerintah melakukan perluasan layanan pengajaran yang dapat menjangkau si kecil usia TK dari seluruh lapisan maasyarakat. Riil TK alternatif tersebut ialah 
(01) TK satu atap, 
(02) TK si kecil pentas, 
(03) TK Alam, 
(04) TK Indera pantai, 
(05) TK Al Quran, 
(06) TK Teladan ibadah, 
(07) TK asuh, 
(08) TK Bina Anaprasa, 
(09) TK Lingkungan kerja, 
(10) TK keliling, 
(11) TK Kuliah Teladan Teladan mahasiswa.

Teladan awam pengertian dari tiap jenis TK alternatif tersebut ialah TK Alam ialah TK yang diselenggarakan cocok dengan kondisi dan kondisi masyarakat setempat sebagaimana adanya. 

TK Keliling ialah TK yang dirintis oleh mahasiswa yang sdang melaskanakan program Kuliah kerja Teladan (KKN) yang berikutnya diselenggarakan dan dikelola oleh masyarakat setampat melewati proses pendampingan yang berkelanjutan, ialah melewati program-program KKN berikutnya atau program lain yang sejenis sampai masyarakat kapabel menyelenggarakannya secara mandiri. 

TK alternatif lainnya ialah model TK si kecil pantai. Riil ini diselenggarakan dan dikelola untuk menberikan pengajaran bagi si kecil usia TK di tempat pantai secara khusus dari keluarga nelayan yang penyelenggaraannya disesuaikan dengan kondisi dan kondisi masyarakat pantai/pesisir. 

Riil TK Al Qur’an ialah model TK alternatif yang ialah institusi pengajaran TK di luar TK regular yang diselengggarakan di lingkungan masyarakat muslim sebagai wahana pembinaan dasar-dasar keimanan, keilmuan dan moral yang Qur’aini, cocok taraf perkembangan kejiwaan dan karakteristik si kecil. 

Riil TK Bina Anaprasa ialah jeni TK alternative yang bermaksud untuk membina si kecil usia prasekolah di desa ataupun di kota bagi mereka yang belum memiliki kesempatan menjelang TK regular. 

Riil TK alternative lainnya ialah TK lingkungan kerja yang ialah salah satu format TK yang diselenggarakan di lingkungan tempat bekerja untuk melayani si kecil-si kecil yang berumur 4-6 tahun dari keluarga karyawan dan masyarakat lingkungan sekitar agar memperoleh pengajaran TK. 

TK tempat ibadah ialah salah satu model TK alternatif yang diselenggarakan di tempat-tempat ibadah dengan memanfaatkan beberapa dari ruangan ssuai dengan kondisi dan kondisi masyarakat setempat.

0 Komentar