"Bitcoin Akan Gantikan Uang Tunai? Jack Dorsey Luncurkan Sistem Pembayaran Revolusioner – Apakah Ini Awal Kematian Mata Uang Konvensional?"

Tips Psikologis untuk Menabung Crypto.

baca juga: Cara memahami aspek psikologis dalam investasi kripto dan bagaimana membangun strategi yang kuat untuk menabung dalam jangka panjang


"Bitcoin Akan Gantikan Uang Tunai? Jack Dorsey Luncurkan Sistem Pembayaran Revolusioner – Apakah Ini Awal Kematian Mata Uang Konvensional?"

Meta Description:
Jack Dorsey, pendiri Twitter, siap mengguncang dunia keuangan dengan platform pembayaran Bitcoin via Square. Bisakah ini mengakhiri dominasi uang fiat? Simak analisis mendalam tentang dampaknya bagi ekonomi global, UMKM, dan masa depan uang digital.


Pendahuluan: Revolusi Fintech atau Ancaman bagi Sistem Keuangan Tradisional?

Jack Dorsey, nama yang identik dengan inovasi disruptif, kembali membuat gebrakan. Setelah mendorong kebebasan berekspresi lewat Twitter (kini X), ia kini menantang status quo sistem keuangan global. Melalui Block (perusahaan induk Square), Dorsey mengumumkan peluncuran sistem pembayaran Bitcoin yang terintegrasi dengan Lightning Network pada 2026.

Pertanyaannya:

  • Apakah ini langkah pertama menuju adopsi massal Bitcoin sebagai alat pembayaran sehari-hari?

  • Bagaimana reaksi bank sentral dan pemerintah yang masih skeptis terhadap kripto?

  • Bisakah UMKM bertahan di era transaksi tanpa perantara bank?

Artikel ini akan mengupas tuntas implikasi kebijakan Dorsey, dari sudut pandang teknologi, ekonomi, hingga geopolitik.


1. Jack Dorsey dan Obsesi Bitcoin: Mengapa Square Jadi Game Changer?

1.1 Visi Dorsey: "Internet Memerlukan Mata Uang Asli"

Dorsey bukan sekadar pendukung Bitcoin—ia percaya cryptocurrency adalah tulang punggung ekonomi digital masa depan. Dalam wawancara dengan The Atlantic, ia menyatakan:

"Bitcoin mengembalikan kekuatan finansial ke tangan individu, jauh dari kontrol pemerintah dan bank."

Square, yang telah memproses miliaran transaksi fiat, kini menjadi pionir infrastruktur Bitcoin ritel.

1.2 Lightning Network: Solusi Scalability yang Dipertanyakan

Lightning Network (LN) adalah layer-2 Bitcoin yang memungkinkan transaksi cepat dan murah. Namun, kritik utama meliputi:

  • Kompleksitas teknis: Pengguna biasa mungkin kesulitan memahami channel pembayaran.

  • Sentralisasi terselubung: Node besar berpotensi mendominasi jaringan.

Data: Menurut Bitcoin Visuals, kapasitas LN mencapai 5,400 BTC (≈ $350 juta) pada 2024—cukup untuk transaksi mikro, tapi belum siap untuk volume Visa/Mastercard.


2. Dampak Langsung: Pedagang Kecil vs. Raksasa Fintech

2.1 Keuntungan bagi UMKM

  • Biaya transaksi lebih rendah: 0,1%–1% vs. 2,5%–3,5% kartu kredit.

  • Penyelesaian instan: Tanpa menunggu 1–3 hari seperti transfer bank.

  • Hedging inflasi: Menyimpan Bitcoin bisa jadi lindung nilai jika fiat terdepresiasi.

Contoh: Kedai kopi di Austin, Texas, melaporkan penghematan $500/bulan setelah beralih ke Bitcoin.

2.2 Tantangan yang Tidak Boleh Diabaikan

  • Volatilitas harga: Jika harga BTC turun 10% dalam sehari, margin usaha bisa tergerus.

  • Regulasi ambigu: AS, UE, dan Asia masih berdebat soal pajak dan legalitas pembayaran kripto.


3. Perlawanan dari Establishment Keuangan

3.1 Bank Sentral vs. Desentralisasi

Federal Reserve telah memperingatkan risiko "kripto mengancam stabilitas moneter". China bahkan melarang seluruh transaksi Bitcoin sejak 2021.

Proyek CBDC (Mata Uang Digital Bank Sentral) seperti digital yuan atau euro adalah jawaban mereka—tetapi dengan pengawasan penuh oleh negara.

3.2 Ancaman bagi PayPal dan Visa

Jika Square sukses, pemain tradisional dipaksa beradaptasi. PayPal telah mulai integrasi kripto, tapi masih terbatas pada aset custodial (dikontrol pihak ketiga).


4. Masa Depan: Apakah Uang Tunai Akan Punah?

4.1 Skenario Optimistis

  • 2026–2030: Bitcoin digunakan untuk 15% transaksi global.

  • 2035: Negara-negara seperti El Salvador (yang mengadopsi BTC sebagai alat tukar resmi) jadi contoh sukses.

4.2 Skenario Pesimistis

  • Krackdown regulasi: Pemerintah memblokir LN dengan dalih AML (Anti-Money Laundering).

  • Kegagalan teknis: Serangan 51% atau bug di LN mengerosi kepercayaan publik.


Kesimpulan: Perlukah Kita Khawatir atau Berharap?

Jack Dorsey sedang bertaruh besar. Jika berhasil, sistem keuangan terdesentralisasi bisa mengurangi ketergantungan pada bank. Jika gagal, ini mungkin jadi contoh lain "hype kripto" yang berujung rugi.

Pertanyaan Terbuka:

  • Konsumen: Maukah Anda menerima gaji dalam Bitcoin?

  • Pengusaha: Berani mengambil risiko volatilitas untuk potensi keuntungan jangka panjang?

Satu hal pasti: Revolusi finansial sudah dimulai—dan tidak akan berjalan mundur.

baca juga: Akademi Crypto adalah platform edukasi terbaik untuk belajar crypto dari nol, memahami blockchain dan Web3, menguasai trading aset digital secara aman, hingga meraih cuan lewat kelas gratis, mentor profesional, dan materi lengkap yang cocok untuk pemula, pelajar, maupun profesional yang ingin melek kripto dan transformasi digital.

Regulasi Cryptocurrency di Indonesia: Hal yang Wajib Diketahui Investor

baca juga: Regulasi Cryptocurrency di Indonesia: Hal yang Wajib Diketahui Investor

0 Komentar