Laba Rp9,5 Triliun di Tengah Resesi: Apakah Tambang Bitcoin Masih Jadi Bisnis yang Etis di Era Krisis Iklim?

Tips Psikologis untuk Menabung Crypto.

baca juga: Cara memahami aspek psikologis dalam investasi kripto dan bagaimana membangun strategi yang kuat untuk menabung dalam jangka panjang


Laba Rp9,5 Triliun di Tengah Resesi: Apakah Tambang Bitcoin Masih Jadi Bisnis yang Etis di Era Krisis Iklim?

(Meta Description: Core Scientific catat laba Rp9,5 triliun dari tambang Bitcoin Q1 2024, tapi di balik angka fantastis ini tersembunyi kontroversi lingkungan dan ancaman halving. Simak analisis mendalam dampak ekonomi, energi, dan masa depan industri kripto.)


Pendahuluan: Ketika Laba Triliunan Berbenturan dengan Bumi yang Memanas

Di tengah laporan resesi global dan krisis iklim yang makin mengkhawatirkan, Core Scientific (CORZ), salah satu perusahaan tambang Bitcoin terbesar di dunia, justru mengumumkan laba bersih US$580 juta (Rp9,5 triliun) pada kuartal pertama 2024. Angka ini melonjak 175% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Tapi di balik kesuksesan finansial ini, muncul pertanyaan kritis:

  • Bagaimana mungkin industri yang menghabiskan listrik setara negara kecil tetap untung besar?

  • Apa dampak halving Bitcoin April 2024 terhadap masa depan penambangan kripto?

  • Benarkah peralihan ke pusat data AI bisa jadi solusi berkelanjutan?

Artikel ini akan mengungkap:

  1. Strategi Core Scientific Mempertahankan Profit di Tengah Halving

  2. Konsumsi Energi vs Keuntungan: Bisnis yang Tak Ramah Iklim?

  3. Migrasi ke AI: Solusi atau Sekadar Pencucian Hijau (Greenwashing)?

  4. Opini Pakar: Perlukah Regulasi Ketat untuk Tambang Kripto?

  5. Masa Depan Bitcoin di Tengah Tekanan Lingkungan dan Ekonomi


1. Rahasia Laba Rp9,5 Triliun: Harga Bitcoin Naik & Biaya Listrik Turun

a. Lonjakan Harga Bitcoin (+74%)

Meski imbal hasil penambangan turun pasca-halving, harga Bitcoin melambung dari 25.000(2023)ke63.000 (Q1 2024). Ini memperbesar margin keuntungan.

b. Efisiensi Listrik (-33%)

Core Scientific memangkas biaya operasional dengan:

  • Relokasi ke wilayah energi murah (Texas, AS) yang menggunakan surplus tenaga angin.

  • Peralihan ke rig penambangan generasi terbaru (Bitmain S21) yang 40% lebih hemat daya.

Tabel Perbandingan Biaya Tambang Bitcoin 2023 vs 2024

Parameter2023Q1 2024Perubahan
Harga Bitcoin$25.000$63.000+74%
Biaya Listrik$0,08/kWh$0,05/kWh-33%
Hashrate (EH/s)1522+47%

Pertanyaan Retoris:
"Jika listrik murah adalah kunci profitabilitas, apakah penambang Bitcoin hanya akan 'parasit' di negara dengan subsidi energi?"


2. Kontroversi Lingkungan: Listrik 1 Bitcoin = Listrik 1 Rumah selama 70 Hari

a. Fakta Keras yang Tak Terbantahkan

  • Konsumsi energi global tambang Bitcoin150 TWh/tahun—setara Polandia atau Malaysia (Data Cambridge, 2024).

  • Emisi karbon/tahun65 megaton CO2—sama dengan Yunani (CCAF, 2023).

b. Klaim 'Hijau' Core Scientific

Perusahaan mengklaim 60% energinya berasal dari sumber terbarukan, tapi:

  • Masih bergantung pada gas alam saat permintaan listrik tinggi.

  • Pembangkit energi terbarukan seringkali dipakai bersama industri lain, sehingga klaim "ramah lingkungan" dipertanyakan.

Opini Aktivis Iklim (Greenpeace):
"Tambang Bitcoin mempercepat krisis iklim. Mereka memakai energi bersih yang seharusnya untuk transisi hijau rumah sakit atau sekolah."


3. Pergeseran ke AI: Strategi Bertahan atau Greenwashing?

a. Ancaman Pasca-Halving

Imbal hasil penambangan turun 50% sejak April 2024. Banyak perusahaan gulung tikar, tapi Core Scientific beralih ke:

  • Layanan pusat data AI (latihan model kecerdasan buatan).

  • Hosting server untuk perusahaan cloud.

b. Analisis Keuntungan Jangka Panjang

  • Margin AI lebih rendah (15-20%) vs Bitcoin (40-60%).

  • Tapi permintaan stabil, tidak fluktuatif seperti kripto.

Pertanyaan Pemicu Diskusi:
"Jika semua penambang beralih ke AI, apakah kita sedang menciptakan gelembung komputasi baru?"


4. Perlukah Regulasi Ketat untuk Tambang Bitcoin?

Argumen Pro-Regulasi:

  • China & Uni Eropa sudah larang tambang kripto boros energi.

  • AS bisa kehilangan 2% pasokan listrik nasional untuk Bitcoin pada 2026 (US Energy Report).

Argumen Kontra-Regulasi:

  • Industri kripto ciptakan lapangan kerja & inovasi.

  • Solusinya bukan larang, tapi dorong energi terbarukan.

Data Survei (Pew Research, 2024):

  • 58% warga AS setuju pembatasan tambang Bitcoin.

  • Hanya 12% yang ingin industri ini dihapuskan.


5. Masa Depan Bitcoin: Mati Perlahan atau Beradaptasi?

Skenario Terburuk:

  • Harga Bitcoin anjlok, penambang kolaps karena biaya operasional tak tertutupi.

  • Negara-negara tutup akses listrik murah, seperti yang terjadi di Kazakhstan 2023.

Skenario Terbaik:

  • Teknologi hemat energi (seperti Lightning Network) mengurangi beban.

  • Bitcoin beralih ke proof-of-stake (tapi kecil kemungkinan).

Kata Penutup:
"Laba Rp9,5 triliun Core Scientific adalah bukti bahwa bisnis kripto masih menggiurkan. Tapi di balik angka itu, Bumi terus mengeluarkan tagihan yang suatu hari harus dibayar—dengan cuaca ekstrem, krisis pangan, atau migrasi massal. Apakah kita mau mengorbankan masa depan planet untuk keuntungan segelintir orang?"


FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

  1. Mengapa halving bikin pendapatan penambang turun?

    • Imbal hasil blok dipotong setengah, dari 6,25 BTC jadi 3,125 BTC per blok.

  2. Apakah AI lebih hemat energi daripada Bitcoin?

    • Ya, tapi tetap boros. Pelatihan GPT-4 saja butuh energi setara 5.000 rumah/tahun.

  3. Bagaimana cara investasi di tambang Bitcoin?

    • Bisa lewat saham perusahaan seperti CORZ, Riot, atau Marathon.

baca juga: Akademi Crypto adalah platform edukasi terbaik untuk belajar crypto dari nol, memahami blockchain dan Web3, menguasai trading aset digital secara aman, hingga meraih cuan lewat kelas gratis, mentor profesional, dan materi lengkap yang cocok untuk pemula, pelajar, maupun profesional yang ingin melek kripto dan transformasi digital.

Regulasi Cryptocurrency di Indonesia: Hal yang Wajib Diketahui Investor

baca juga: Regulasi Cryptocurrency di Indonesia: Hal yang Wajib Diketahui Investor

0 Komentar