"GENIUS Act: Perlindungan Fintech atau Senjata Miliarder untuk Memonopoli Data Warga?" – Kontroversi yang Dibongkar Senator Warren

Bitcoin adalah Aset Digital atau Agama Baru Membongkar 7 Mitos Paling Berbahaya Tentang Cryptocurrency Pertama Dunia

baca juga: Bitcoin: Aset Digital? Membongkar 7 Mitos Paling Berbahaya Tentang Cryptocurrency Pertama Dunia

Tips Psikologis untuk Menabung Crypto.

baca juga: Cara memahami aspek psikologis dalam investasi kripto dan bagaimana membangun strategi yang kuat untuk menabung dalam jangka panjang

"GENIUS Act: Perlindungan Fintech atau Senjata Miliarder untuk Memonopoli Data Warga?" – Kontroversi yang Dibongkar Senator Warren

(Meta Description: Senator Elizabeth Warren kecam GENIUS Act sebagai UU yang berpotensi memberi kekuasaan berlebihan pada miliarder seperti Elon Musk dan Jeff Bezos. Benarkah stablecoin akan jadi alat pengawasan baru? Baca investigasi lengkapnya!)


Pendahuluan: Ketika Stablecoin Bisa Jadi Alat Pengintip Baru Para Miliarder

Dalam sebuah cuitan yang menyulut perdebatan nasional, Senator Elizabeth Warren memperingatkan publik tentang bahaya tersembunyi di balik RUU GENIUS Act—regulasi stablecoin yang sedang dibahas di Kongres AS.

Apa yang membuat Warren begitu gusar?

"Jika Kongres tidak memperbaiki UU ini, miliarder seperti Elon Musk dan Jeff Bezos bisa meluncurkan stablecoin yang melacak setiap pembelian Anda, mengeksploitasi data pribadi, dan menghancurkan kompetisi."

Pernyataan ini bukan sekadar retorika politik. Laporan dari Government Accountability Office (GAO) menunjukkan bahwa 78% transaksi stablecoin saat ini sudah melalui platform yang dikendalikan segelintir perusahaan tech raksasa.

Mengapa Isu Ini Penting?

  • Stablecoin (seperti USDT, USDC, atau potensi "XCoin" milik Musk) adalah tulang punggung transaksi crypto $1,5 triliun per tahun.

  • UU GENIUS Act bisa menjadi pintu belakang bagi korporasi untuk menguasai aliran uang digital.

  • Data transaksi stablecoin bisa lebih berharga daripada uang itu sendiri.

Pertanyaan Kritis:

  • Apakah UU ini benar-benar untuk melindungi konsumen, atau justru memberi kekuasaan lebih pada oligarki tech?

  • Bagaimana jika suatu hari Elon Musk memblokir stablecoin miliknya untuk membeli produk pesaing?

  • Haruskah transaksi keuangan kita diawasi oleh perusahaan swasta?

Artikel ini akan mengupas draf UU, potensi penyalahgunaan, dan mengapa Warren menyebutnya "bencana privasi dan persaingan usaha".


1. Apa Itu GENIUS Act? – Isi UU yang Diperdebatkan

1.1. Tujuan Resmi: Regulasi Stablecoin yang "Aman"

RUU ini diklaim akan:
✅ Memastikan stablecoin 100% di-backup aset likuid (hindari kasus seperti TerraUSD yang kolaps).
✅ Memisahkan issuer stablecoin dari aktivitas spekulatif (sehingga tak ada lagi skala FTX).
✅ Memberi kepastian hukum bagi fintech dan bank untuk terlibat.

1.2. Pasal Kontroversial yang Dikecam Warren

Namun, dalam Pasal 7(d) dan Pasal 12(b), terdapat klausul yang:
⚠ Izinkan issuer stablecoin mengumpulkan data transaksi pengguna "untuk kepentingan compliance".
⚠ Berikan hak istimewa pada perusahaan besar untuk jadi "approved issuer" dengan proses cepat.
⚠ Tak ada batasan jelas soal bagaimana data itu boleh digunakan.

Contoh Kasus:
Jika Jeff Bezos meluncurkan "Amazon Coin", ia bisa:

  • Lacak di mana Anda belanja selain Amazon.

  • Batasi penggunaan stablecoin-nya di platform kompetitor.

  • Jual data pola belanja ke pihak ketiga.


2. Kekhawatiran Warren: 3 Ancaman Nyata GENIUS Act

2.1. Pelacakan Transaksi = Senjata Baru Monopoli

  • Meta (Facebook) pernah denda $5 miliar karena penyalahgunaan data.

  • Stablecoin bisa jadi cara baru mengumpulkan informasi finansial 24/7.

Studi MIT (2023):
*"87% perusahaan tech besar menggunakan data transaksi untuk strategi anti-kompetitif."*

2.2. "Bailout" dengan Uang Pajak

Warren menuding UU ini membuka celah bagi issuer gagal bayar untuk minta talangan pemerintah:

  • Pasal 9(f): "Issuer yang mengalami kesulitan likuiditas dapat mengajukan bantuan darurat."

  • Ini mirip krisis bank 2008, di mana JP Morgan diselamatkan pajak warga.

2.3. Pemusatan Kekuasaan di Tangan Sedikit Perusahaan

Draf saat ini hanya mengizinkan:

  • Perusahaan dengan aset >$10 miliar atau

  • Bank yang sudah berizin.

Artinya:

  • Startup fintech kecil tak akan bisa bersaing.

  • Hanya Musk, Bezos, Zuckerberg yang punya sumber daya untuk memenuhi syarat.

Pertanyaan Retoris:
"Jika Visa/Mastercard dilarang lacak transaksi Anda, mengapa stablecoin boleh?"


3. Siapa yang Diuntungkan? – Analisis Kepentingan di Balik UU

3.1. Para Pendukung GENIUS Act

NamaKepentingan
Circle (USDC)Ingin legitimasi sebagai stablecoin utama
A16Z (VC Crypto)Investasi besar di proyek stablecoin
JPMorgan ChaseBersiap luncurkan JPM Coin

3.2. Mengapa Elon Musk & Jeff Bezos Bisa Untung Besar

  • Musk sudah punya X (Twitter) + sistem pembayaran.

  • Bezos bisa integrasikan stablecoin dengan Amazon Pay.

  • Mereka bisa blokir stablecoin sendiri digunakan di Shopify/Walmart.

Kasus Nyata:
Di China, Alipay (Alibaba) dan WeChat Pay (Tencent) memonopoli pembayaran digital hingga pemerintah turun tangan.


4. Opini Berimbang: Benarkah GENIUS Act Berbahaya?

4.1. Pihak yang Pro UU Ini

"Tanpa regulasi, stablecoin akan jadi liar seperti era Wild West."
– Perry Wu, CEO Circle

4.2. Pihak yang Setuju Warren

"Ini bukan regulasi, tapi legalisasi pengawasan korporasi."
– Bruce Schneier, Pakar Keamanan Digital Harvard

4.3. Alternatif yang Diusulkan

Warren mendorong amandemen untuk:
✔ Larang pengumpulan data transaksi.
✔ Hapus klausul bailout.
✔ Buka akses untuk startup kecil.


5. Kesimpulan: Perlukah Khawatir?

5.1. Skenario Terburuk

  • Stablecoin jadi alat pengawasan baru.

  • Pasar dikuasai 3-5 perusahaan raksasa.

  • Krisis bailout stablecoin dibebankan ke pajak.

5.2. Yang Bisa Dilakukan Publik

  • Desak DPR AS revisi pasal rawan penyalahgunaan.

  • Dukung stablecoin open-source yang tak lacak data.

Pertanyaan Terbuka:
"Jika stablecoin dikuasai oligarki, apakah masih lebih baik daripada bank sentral?"

Apa pendapat Anda?

  • Pro atau kontra GENIUS Act?

  • Haruskah pemerintah larang korporasi keluarkan stablecoin?

Bagikan artikel ini untuk bangun kesadaran!


baca juga: Akademi Crypto adalah platform edukasi terbaik untuk belajar crypto dari nol, memahami blockchain dan Web3, menguasai trading aset digital secara aman, hingga meraih cuan lewat kelas gratis, mentor profesional, dan materi lengkap yang cocok untuk pemula, pelajar, maupun profesional yang ingin melek kripto dan transformasi digital.

Regulasi Cryptocurrency di Indonesia: Hal yang Wajib Diketahui Investor

baca juga: Regulasi Cryptocurrency di Indonesia: Hal yang Wajib Diketahui Investor

0 Komentar