baca juga: Bitcoin: Aset Digital? Membongkar 7 Mitos Paling Berbahaya Tentang Cryptocurrency Pertama Dunia
Ancaman dari Gedung Putih? RUU 'Besar nan Indah' Trump Siap Guncang Bitcoin ke US$90.000!
Ketika dunia finansial global terpaku pada setiap gerak-gerik pasar kripto, sebuah bayangan hitam mulai menyelimuti optimisme yang tengah tumbuh. Bukan dari data on-chain yang rumit, bukan pula dari peretasan bursa yang menakutkan, melainkan dari jantung kekuasaan Amerika Serikat: Gedung Putih dan manuver politik Donald Trump. Pengusaha kripto terkemuka dan mantan bos BitMEX, Arthur Hayes, telah menyuarakan kekhawatiran yang menggema di seluruh komunitas digital: Rancangan Undang-undang (RUU) ‘Besar nan Indah’ usulan Presiden Trump berpotensi menjerumuskan Bitcoin ke level US$90.000 setelah disahkan.
Pada hari ini, Jumat, 5 Juli 2025, berita tentang penandatanganan RUU tersebut pada 4 Juli oleh Presiden Trump, bertepatan dengan Hari Kemerdekaan AS, menjadi sorotan utama. RUU ini, yang telah berhasil melewati Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Senat, bukan sekadar kebijakan fiskal biasa. Menurut Hayes, pemotongan pajak dan peningkatan pagu utang yang dibawanya dapat memicu gelombang pinjaman besar-besaran oleh Departemen Keuangan AS, yang pada gilirannya, berpotensi menguras likuiditas dari pasar keuangan global. Imbasnya? Aset-aset berisiko tinggi seperti Bitcoin kemungkinan besar akan merasakan dampaknya secara langsung.
Apakah ini hanya alarm palsu dari seorang pengamat pasar, ataukah kita sedang berada di ambang koreksi signifikan yang dipicu oleh kebijakan makro yang tak terhindarkan? Apakah optimisme bull run yang telah lama dinantikan akan terhenti sejenak, atau bahkan berubah menjadi jebakan bagi investor yang tidak siap? Perdebatan ini memanas, dan bagi investor kripto, memahami implikasi RUU ini bisa menjadi kunci untuk menavigasi volatilitas yang akan datang.
Drama di Washington: Menelaah RUU ‘Besar nan Indah’ dan Kekhawatiran Arthur Hayes
RUU ‘Besar nan Indah’ yang diusulkan oleh Presiden Trump telah menjadi topik hangat di lingkaran politik dan ekonomi AS. Sebutan "Besar nan Indah" itu sendiri menunjukkan cakupan RUU yang luas dan ambisius, mencakup dua pilar utama yang sangat relevan dengan pasar keuangan: pemotongan pajak dan peningkatan pagu utang.
Pemotongan Pajak dan Peningkatan Pagu Utang: Kuda Troya Ekonomi?
Secara tradisional, pemotongan pajak dirancang untuk merangsang ekonomi dengan meningkatkan daya beli konsumen dan mendorong investasi bisnis.
Inilah inti kekhawatiran Arthur Hayes. Mantan ketua bursa kripto BitMEX yang dikenal dengan pandangannya yang blak-blakan dan seringkali kontroversial, melihat ini sebagai resep untuk kekurangan likuiditas di pasar. "Departemen Keuangan akan mengisi kembali rekening umumnya, menciptakan potensi pengurasan likuiditas dari pasar," ujarnya.
Mekanisme Pengurasan Likuiditas: Bagaimana Hubungannya dengan Bitcoin?
Ketika Departemen Keuangan AS (Treasury) perlu meminjam lebih banyak uang, mereka melakukannya dengan menerbitkan obligasi pemerintah (Treasury bills, notes, dan bonds). Obligasi ini dijual kepada investor, baik institusi besar (bank, dana pensiun, perusahaan asuransi) maupun investor individu.
Apa implikasinya?
Penyerapan Modal: Untuk membeli obligasi Treasury ini, investor harus menggunakan modal mereka. Modal ini, yang sebelumnya mungkin beredar di pasar saham, obligasi korporasi, atau bahkan aset kripto, akan "tersedot" masuk ke kas pemerintah.
Kenaikan Suku Bunga: Peningkatan pasokan obligasi bisa menekan harga obligasi ke bawah dan mendorong imbal hasil (suku bunga) ke atas. Suku bunga yang lebih tinggi di AS dapat membuat aset berisiko (seperti saham teknologi dan kripto) menjadi kurang menarik dibandingkan dengan investasi yang lebih aman seperti obligasi pemerintah.
Pengurangan Uang Beredar: Jika proses ini masif, jumlah uang tunai yang tersedia di sistem keuangan untuk tujuan investasi (likuiditas) akan berkurang. Likuiditas adalah "darah" bagi pasar. Ketika likuiditas berkurang, akan lebih sulit bagi aset untuk mempertahankan harga tinggi, apalagi naik.
Mengapa Bitcoin Rentan? Bitcoin, meskipun semakin matang, masih dianggap sebagai aset berisiko (risk-on asset) oleh banyak investor institusional. Dalam kondisi likuiditas yang ketat dan suku bunga yang naik, modal cenderung berpindah dari aset berisiko ke aset yang lebih aman. Inilah mengapa Hayes memprediksi Bitcoin bisa jatuh ke US$90.000.
Penting untuk dicatat bahwa RUU ini lolos di DPR dan Senat, menandakan dukungan lintas fraksi (atau setidaknya cukup dukungan untuk lewat). Penandatanganan oleh Presiden Trump pada 4 Juli adalah simbolis, tetapi menegaskan bahwa kebijakan ini akan segera berlaku. Apakah para pembuat kebijakan ini benar-benar memahami efek riak dari keputusan mereka terhadap pasar aset digital?
Analisis Dampak: Akankah "Gangguan Singkat" Berubah Jadi Koreksi Mendalam?
Arthur Hayes secara spesifik menyebutkan, "Lanjutkan dengan hati-hati. Pasar bullish mungkin akan terganggu untuk waktu yang singkat." Frasa "waktu yang singkat" ini menjadi kunci. Apakah ini hanya blip sementara sebelum bull run Bitcoin berlanjut, ataukah ini adalah awal dari koreksi yang lebih panjang dan menyakitkan?
Skenario "Gangguan Singkat"
Dalam skenario ini, penurunan ke US$90.000 akan dilihat sebagai koreksi sehat dalam tren naik jangka panjang. Para bull akan melihat ini sebagai peluang beli (buying opportunity) yang fantastis.
Penyebab Potensial "Singkat":
Permintaan Institusional yang Kuat: ETF Bitcoin spot di AS terus menarik arus masuk dana yang signifikan. Meskipun ada tekanan jual, permintaan institusional mungkin cukup kuat untuk menyerap pasokan dan mendorong harga kembali naik dalam waktu relatif singkat.
Narasi Halving dan Suplai Terbatas: Setelah halving Bitcoin yang terjadi pada April 2024, suplai Bitcoin baru yang masuk ke pasar berkurang drastis.
Hal ini secara fundamental mendukung harga jangka panjang. Penurunan harga bisa jadi hanya efek shock pasar sementara. Siklus Makro yang Lebih Besar: Jika inflasi terkendali dan Federal Reserve mulai menurunkan suku bunga di paruh kedua 2025 atau awal 2026, likuiditas bisa kembali membanjiri pasar dan mendorong Bitcoin lebih tinggi.
Adaptasi Pasar: Pasar kripto dikenal adaptif. Setelah shock awal, investor mungkin akan menyesuaikan strategi mereka dan kembali mengakumulasi.
Skenario "Koreksi Mendalam"
Namun, ada juga kemungkinan bahwa "gangguan singkat" ini bisa berkembang menjadi koreksi yang lebih mendalam, terutama jika kondisi makroekonomi memburuk atau tekanan likuiditas menjadi lebih parah dari yang diperkirakan.
Penyebab Potensial "Mendalam":
Tekanan Utang AS yang Berkelanjutan: Jika AS terus menumpuk utang dengan laju yang mengkhawatirkan, kepercayaan terhadap dolar AS bisa terkikis, tetapi di sisi lain, kebutuhan Treasury untuk meminjam akan terus menekan pasar likuiditas.
Reaksi Investor Ritel: Jika penurunan ke US$90.000 memicu kepanikan di kalangan investor ritel yang membeli di harga tinggi, tekanan jual bisa meningkat tajam, menciptakan efek bola salju.
Pergeseran Modal ke Aset Lebih Aman: Dalam ketidakpastian ekonomi yang meningkat, investor mungkin memilih untuk memarkir dana mereka di aset yang secara tradisional dianggap lebih aman, seperti obligasi pemerintah jangka pendek, dolar AS (meskipun ironisnya dipicu oleh utang AS), atau emas fisik.
Katalis Negatif Lainnya: Peristiwa geopolitik tak terduga, regulasi kripto yang lebih ketat di negara-negara besar, atau insiden keamanan siber berskala besar dapat memperparah kondisi pasar yang sudah tertekan.
Pertanyaan kritisnya adalah: Seberapa dalam kantong likuiditas global ini, dan seberapa besar dampaknya terhadap aset yang didorong oleh risk-on appetite? Akankah institusi yang baru-baru ini menyerap Bitcoin akan tetap bertahan, ataukah mereka akan ikut menjual untuk menyeimbangkan portofolio mereka?
Opini Berimbang: Mengapa Kekhawatiran Hayes Layak Diperhitungkan, Namun Bukan Satu-satunya Pandangan
Pandangan Arthur Hayes, sebagai figur berpengalaman di industri kripto, patut diperhitungkan. Ia memiliki rekam jejak dalam memberikan analisis pasar yang provokatif namun seringkali akurat. Kekhawatirannya terhadap likuiditas pasar adalah hal yang fundamental dalam ekonomi makro.
Mengapa Kekhawatiran Hayes Valid:
Pengalaman Pasar: Hayes telah melewati beberapa siklus bear dan bull di kripto dan pasar finansial yang lebih luas. Ia memahami bagaimana likuiditas mengalir dan dampaknya terhadap aset berisiko.
Logika Makroekonomi: Argumennya tentang Departemen Keuangan yang meminjam lebih banyak dan menguras likuiditas adalah prinsip dasar ekonomi. Ketika pemerintah menarik modal dari pasar, ada efek "crowding out" di mana dana yang tersedia untuk investasi lain berkurang.
Sentimen Pasar: Bahkan jika dampaknya tidak sebesar yang ditakutkan, sekadar kekhawatiran dari figur berpengaruh seperti Hayes bisa memicu sentimen negatif dan mendorong trader untuk menjual. Dalam pasar yang digerakkan oleh sentimen seperti kripto, ini adalah faktor yang signifikan.
Pandangan Kontra: Mengapa Pasar Mungkin Lebih Resilien
Namun, penting juga untuk mempertimbangkan pandangan yang lebih optimistis atau setidaknya lebih nuanced.
Skala Pasar Kripto yang Meningkat: Pasar kripto global telah tumbuh secara eksponensial. Bitcoin, khususnya, kini memiliki kapitalisasi pasar yang sangat besar (lebih dari US2triliunpadaUS109.000). Kemampuannya untuk menyerap shock pasar mungkin lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya.
Adopsi Global yang Meluas: Penerimaan Bitcoin sebagai alat pembayaran dan store of value terus meningkat di berbagai negara, terutama di negara-negara berkembang yang menghadapi inflasi atau ketidakstabilan mata uang fiat.
Permintaan organik ini bisa menyeimbangkan tekanan jual. Narasi "Digital Gold" yang Menguat: Dalam menghadapi ketidakpastian makroekonomi dan pencetakan uang yang terus-menerus oleh bank sentral, narasi Bitcoin sebagai "emas digital" yang langka dan tahan inflasi semakin kuat. Beberapa investor mungkin melihatnya sebagai lindung nilai terhadap kebijakan fiskal yang longgar.
Diversifikasi Sumber Likuiditas: Meskipun AS mungkin menguras likuiditas domestik, pasar kripto bersifat global. Aliran dana dari yurisdiksi lain yang tidak terpengaruh langsung oleh kebijakan fiskal AS bisa memberikan buffer.
Jadi, siapa yang harus kita percaya? Apakah Hayes terlalu pesimis, ataukah pasar terlalu optimis? Ini adalah dilema yang dihadapi setiap investor saat ini. Yang jelas, sebuah pandangan tunggal tidak pernah cukup di pasar yang dinamis ini.
Fakta Aktual dan Data Pendukung: Apa yang Perlu Kita Perhatikan?
Untuk membuat keputusan yang terinformasi, penting untuk melihat data aktual dan fakta yang dapat diverifikasi:
Status RUU: RUU "Besar nan Indah" telah lolos di DPR dan Senat, dan secara resmi ditandatangani oleh Presiden Trump pada 4 Juli 2025. Ini bukan lagi sekadar wacana, melainkan kebijakan yang akan segera diimplementasikan.
Posisi Kas Treasury AS: Departemen Keuangan AS secara berkala menerbitkan laporan mengenai posisi kas mereka dan jadwal penerbitan utang. Investor dan analis harus memantau laporan ini untuk melihat seberapa agresif pemerintah akan meminjam dan berapa banyak likuiditas yang berpotensi ditarik dari pasar.
Data Arus Dana ETF Bitcoin: Arus masuk dan keluar dari ETF Bitcoin spot (seperti BlackRock IBIT, Fidelity FBTC, dll.) adalah indikator penting permintaan institusional. Jika arus masuk melambat atau bahkan berbalik menjadi arus keluar, itu bisa menjadi konfirmasi kekhawatiran Hayes.
Yield Obligasi Treasury AS: Perhatikan pergerakan yield obligasi Treasury AS (terutama jangka pendek seperti 3 bulan atau 6 bulan). Jika yield naik tajam, itu bisa menunjukkan peningkatan permintaan akan utang pemerintah dan potensi pengetatan likuiditas.
Indeks Dolar AS (DXY): Dolar AS seringkali berfungsi sebagai aset safe-haven dalam kondisi likuiditas yang ketat.
Jika DXY menguat tajam, itu bisa mengindikasikan bahwa modal mengalir ke dolar, yang seringkali merugikan aset berisiko seperti Bitcoin.
Memantau indikator-indikator ini akan memberikan gambaran yang lebih jelas tentang apakah kekhawatiran Arthur Hayes sedang terwujud di pasar nyata. Apakah Anda punya alat dan ketekunan untuk melacak data-data vital ini dan membuat keputusan yang tepat?
Implikasi Bagi Investor: Tetap Tenang, Tetap Waspada
Bagi investor kripto, kekhawatiran Arthur Hayes ini berfungsi sebagai pengingat penting akan interkoneksi antara pasar kripto dan makroekonomi global. Bitcoin tidak beroperasi dalam gelembung. Kebijakan fiskal dan moneter negara-negara besar, terutama Amerika Serikat, memiliki dampak yang signifikan terhadap harga aset.
Manajemen Risiko adalah Kunci: Dalam menghadapi potensi volatilitas yang dipicu oleh kebijakan makro, manajemen risiko menjadi lebih penting dari sebelumnya. Ini termasuk:
Diversifikasi Portofolio: Jangan menaruh semua telur Anda dalam satu keranjang kripto. Pertimbangkan diversifikasi ke aset lain jika sesuai dengan profil risiko Anda.
Ukuran Posisi yang Rasional: Jangan over-leverage atau menginvestasikan lebih dari yang Anda mampu untuk kehilangan.
Tetapkan Stop-Loss: Untuk trader, menentukan stop-loss yang jelas dapat membantu membatasi kerugian jika pasar bergerak melawan Anda.
Pertimbangkan Cash Position: Memiliki sebagian portofolio dalam bentuk uang tunai (atau stablecoin) dapat memberikan Anda amunisi untuk membeli saat pasar mengalami koreksi.
Jangka Pendek vs. Jangka Panjang: Penting untuk membedakan antara pergerakan harga jangka pendek yang dipicu oleh sentimen atau kebijakan tertentu, dan tren jangka panjang yang didorong oleh fundamental adopsi teknologi. Arthur Hayes sendiri mengatakan "Pasar bullish mungkin akan terganggu untuk waktu yang singkat," menyiratkan bahwa ia masih optimis terhadap prospek jangka panjang Bitcoin.
Kesempatan Pembelian (Bagi yang Siap): Bagi investor dengan perspektif jangka panjang, penurunan harga yang signifikan seringkali dilihat sebagai kesempatan pembelian yang langka. Jika Anda percaya pada nilai fundamental Bitcoin dan teknologinya, koreksi ke US$90.000 atau bahkan lebih rendah bisa menjadi momen untuk mengakumulasi lebih banyak. Namun, ini hanya berlaku jika Anda memiliki modal dan kesabaran.
Bagaimana Anda akan bereaksi jika Bitcoin memang jatuh ke US$90.000? Apakah Anda akan panik dan menjual, ataukah Anda akan melihatnya sebagai diskon besar untuk aset masa depan? Pertanyaan ini akan menguji ketahanan mental setiap investor.
Kesimpulan: Tarian antara Politik, Ekonomi, dan Desentralisasi
Kekhawatiran Arthur Hayes tentang dampak RUU "Besar nan Indah" Trump terhadap harga Bitcoin menyoroti sebuah realitas yang tak terhindarkan: pasar kripto, meskipun didasari oleh prinsip desentralisasi, tidak kebal terhadap pengaruh kebijakan makroekonomi dan politik. Tindakan yang diambil oleh pemerintah dan bank sentral terbesar di dunia, seperti Amerika Serikat, memiliki riak yang menjangkau setiap sudut pasar keuangan, termasuk aset digital.
Potensi pengurasan likuiditas yang disebutkan Hayes adalah mekanisme ekonomi yang valid dan patut diwaspadai. Penurunan Bitcoin ke US$90.000, jika terjadi, bukanlah akhir dunia bagi aset ini, tetapi akan menjadi ujian yang signifikan bagi ketahanan pasar dan sentimen investor.
Bagi Anda, sebagai investor, kuncinya adalah tetap tenang, tetap waspada, dan berinvestasi dengan informasi. Jangan biarkan hype atau ketakutan mendikte keputusan Anda. Lakukan riset mendalam, pahami risiko, dan selalu pertimbangkan pandangan yang berimbang. Pasar kripto adalah arena yang terus berevolusi, di mana keberanian harus diimbangi dengan kebijaksanaan.
Apakah Anda siap menghadapi gelombang kejut dari Washington, ataukah Anda akan terombang-ambing oleh arus yang tidak terduga? Masa depan portofolio Anda mungkin bergantung pada seberapa baik Anda memahami tarian rumit antara politik, ekonomi, dan revolusi desentralisasi ini.
baca juga: Regulasi Cryptocurrency di Indonesia: Hal yang Wajib Diketahui Investor
0 Komentar