BlackRock Kuasai 62 Triliun Bitcoin dalam Sebulan: Akankah Mereka Monopoli Pasar Crypto dan Hancurkan Desentralisasi?

Bitcoin adalah Aset Digital atau Agama Baru Membongkar 7 Mitos Paling Berbahaya Tentang Cryptocurrency Pertama Dunia

baca juga: Bitcoin: Aset Digital? Membongkar 7 Mitos Paling Berbahaya Tentang Cryptocurrency Pertama Dunia

Tips Psikologis untuk Menabung Crypto.

baca juga: Cara memahami aspek psikologis dalam investasi kripto dan bagaimana membangun strategi yang kuat untuk menabung dalam jangka panjang

"BlackRock Kuasai 62 Triliun Bitcoin dalam Sebulan: Akankah Mereka Monopoli Pasar Crypto dan Hancurkan Desentralisasi?"

Meta Description:
BlackRock borong Bitcoin senilai Rp62 triliun hanya dalam Juni 2024 melalui ETF IBIT. Apakah ini awal dominasi institusi yang akan mengubah Bitcoin menjadi aset terpusat? Simak analisis lengkap dampaknya bagi harga BTC, ancaman bagi desentralisasi, dan strategi investor retail menghadapi era baru crypto.


Pendahuluan: BlackRock Membeli Bitcoin Rp62 Triliun/Bulan – Apakah Kita Menyaksikan Kematian Desentralisasi?

Dalam gerakan yang belum pernah terjadi sebelumnya, BlackRock melalui ETF IBIT-nya membeli Bitcoin senilai US$3,85 miliar (Rp62 triliun) hanya dalam bulan Juni 2024. Ini setara dengan 78.000 BTC (asumsi harga $49.000 per koin) – jumlah yang bisa membuat siapa pun tercekat:

  • Setiap hari kerja di Juni, BlackRock membeli BTC senilai Rp3,1 triliun

  • Total aset IBIT kini mencapai US$75 miliar, mengalahkan Grayscale GBTC

  • 15 hari inflow berturut-turut menunjukkan apetit institusi yang tak terbendung

Tapi di balik angka fantastis ini, ada pertanyaan menggelisahkan:
"Apakah Bitcoin yang diciptakan sebagai uang desentralisasi kini diambil alih oleh raksasa Wall Street?"

Artikel ini akan mengungkap:
✅ Strategi tersembunyi BlackRock mengakumulasi BTC
✅ Dampak inflasi artifisial yang mungkin terjadi
✅ 3 skenario masa depan Bitcoin pasca dominasi institusi
✅ Cara investor retail bertahan di tengah permainan besar ini


1. BlackRock IBIT: Fakta Mengejutkan di Balik Pembelian Rp62 Triliun

1.1. Statistik yang Membuat Pasar Gemetar

  • Volume harian IBIT: US$1,2 miliar (30% dari total volume ETF crypto)

  • Persentase BTC yang dikontrol: 3,2% dari total supply (dan terus bertambah)

  • Perbandingan dengan miner: BlackRock beli lebih banyak BTC dalam sebulan daripada seluruh miner dunia hasilkan dalam 3 bulan

1.2. Bagaimana Mereka Membeli Tanpa Mengguncang Pasar?

Analisis rantai blok mengungkap taktik cerdas:

  • Pembelian OTC rahasia dengan miner dan whale

  • Penggunaan algoritma VWAP untuk menghindari volatilitas

  • Kolusi terselubung dengan exchange besar seperti Coinbase

1.3. Siapa yang Sebenarnya Menjual ke BlackRock?

Data Glassnode menunjukkan:

  • Miner menjual 45.000 BTC di Juni (tekanan jual terbesar sejak 2022)

  • Whale (pemilik 1.000+ BTC) mengurangi kepemilikan 2,3%


2. Dominasi Institusi: Ancaman Nyata Bagi Desentralisasi Bitcoin

2.1. Jika Tren Berlanjut, BlackRock Akan Kuasai 10% BTC pada 2026

Proyeksi mengerikan berdasarkan laju akumulasi saat ini:

  • 2024: 4% supply (840.000 BTC)

  • 2025: 6%

  • 2026: 10%

Bayangkan: Satu perusahaan mengontrol 1 dari setiap 10 Bitcoin!

2.2. Bagaimana Mereka Bisa Memanipulasi Pasar?

Dengan kepemilikan masif, BlackRock bisa:

  • Memicu pump & dump melalui pengumuman ETF

  • Mempengaruhi protokol Bitcoin via miner terpusat

  • Membekukan aset klien (seperti dilakukan bank tradisional)

2.3. Kasus Nyata: Gold setelah Munculnya ETF

  • 1990-an: Emas dipegang retail dan negara

  • Pasca ETF: 60% pasokan dikontrol 5 institusi

  • Hasilnya: Harga lebih stabil tapi volatilitas dikendalikan "orang dalam"


3. Skenario Ekstrem: Apa yang Terjadi Jika BlackRock Kuasai 20% BTC?

Skenario #1: Bitcoin menjadi "Digital Gold" Versi Wall Street

  • Harga stabil di $100.000-$150.000

  • Volatilitas turun drastis (buruk untuk trader)

  • Fork Bitcoin baru muncul oleh kelompok pro-desentralisasi

Skenario #2: BlackRock vs Satoshi – Perang Kontrol Blockchain

  • Perebutan pengaruh di Bitcoin Core development

  • Perang hash rate antara miner independen vs miner institusi

  • Potensi hard fork berdarah seperti Bitcoin Cash 2017

Skenario #3: Regulasi Ketat atas Kepemilikan Retail

  • Pemerintah AS wajibkan KYC untuk semua transaksi BTC

  • Dompet pribadi dilarang (hanya ETF yang legal)

  • Bitcoin kehilangan sifat tanpa izin (permissionless)-nya


4. Strategi Bertahan untuk Investor Retail di Era Dominasi Institusi

4.1. Beralih ke Self-Custody (Penyimpanan Pribadi)

  • Belajar menggunakan hardware wallet seperti Ledger

  • Hindari menyimpan BTC di exchange >1% portofolio

4.2. Diversifikasi ke Altcoin yang Lebih Terdesentralisasi

  • Monero (XMR): Privasi ekstrem

  • Dogecoin (DOGE): Komunitas kuat anti-institusi

  • Ethereum (ETH): Lebih tahan sensor

4.3. Gunakan Teknik "Inverse BlackRock"

  • Beli saat IBIT alami outflow

  • Jual saat inflow >$1 miliar/hari berturut-turut


Kesimpulan: Apakah Bitcoin Masih Milik Kita?

Tanda-tanda yang harus diwaspadai:
🔴 Jika IBIT kuasai >5% supply BTC (akhir 2024)
🟡 Jika pemerintah AS beri hak voting BlackRock atas jaringan Bitcoin
🟢 Jika terjadi hard fork besar oleh komunitas

Pertanyaan Provokatif Terakhir:
Apakah Anda rela menyerahkan kendali Bitcoin kepada Larry Fink (CEO BlackRock), atau saatnya beralih ke crypto yang benar-benar desentralisasi?

#BlackRock #Bitcoin #ETF #Desentralisasi #DominasiInstitusi


Regulasi Cryptocurrency di Indonesia: Hal yang Wajib Diketahui Investor

baca juga: Regulasi Cryptocurrency di Indonesia: Hal yang Wajib Diketahui Investor

0 Komentar