Berlawanan dengan Trump, Ratusan Ribu Trader Crypto Tekor Kena Likuidasi Rp8 Triliun

 Investasi cerdas adalah kunci menuju masa depan berkualitas dengan menggabungkan pertumbuhan, perlindungan, dan keuntungan


Berlawanan dengan Trump, Ratusan Ribu Trader Crypto Tekor Kena Likuidasi Rp8 Triliun

Meta Description:
Ratusan ribu trader crypto kehilangan lebih dari Rp8 triliun dalam sehari usai komentar Trump mengguncang pasar global. Apa yang sebenarnya terjadi di balik drama ini?


Kejutan di Pasar Crypto: Dari Euforia ke Kepanikan

Pasar aset digital kembali menunjukkan betapa volatilitasnya bisa menyaingi roller coaster. Dalam waktu kurang dari 24 jam, total likuidasi di pasar crypto mencapai US$508 juta atau sekitar Rp8,4 triliun. Angka itu bukan main—lebih dari 141 ribu trader tercatat “rungkad” alias kehilangan seluruh posisi mereka, baik di spot maupun futures.

Fenomena ini terjadi Kamis (23/10), sesaat setelah Bitcoin (BTC) meluncur naik ke kisaran US$110.000, level yang terakhir terlihat pada puncak euforia pasar beberapa tahun lalu. Namun, kenaikan tersebut justru memicu bencana bagi sebagian besar trader yang salah posisi.

Pertanyaannya, apa pemicu utama yang membuat pasar seketika kehilangan keseimbangan?
Jawabannya mengejutkan: Donald Trump.


Trump Kembali Bersuara, Pasar Bergejolak

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang kini tengah berupaya menata ulang hubungan dagang global, kembali membuat pernyataan yang mengguncang dunia keuangan. Dalam konferensi pers di Gedung Putih, ia menyatakan adanya “kemungkinan kesepakatan baru dengan China,” terkait isu perdagangan, pembelian kedelai, hingga pembatasan senjata nuklir.

“Saya pikir kami akan membuat kesepakatan,” ujar Trump dengan nada optimistis.

Pernyataan sederhana ini justru menimbulkan efek domino. Sebelumnya, Trump sempat mengumumkan tarif impor baru sebesar 155% untuk produk China, kebijakan yang sempat memperkuat dolar AS dan menekan harga aset berisiko seperti crypto.

Namun ketika ia berubah haluan dan memberi sinyal “perdamaian dagang”, pasar bereaksi ekstrem. Para trader long dan short terjebak dalam satu malam penuh likuidasi besar-besaran.


Likuidasi Massal: Ketika Euforia Berubah Jadi Mimpi Buruk

Menurut data dari Coinglass, total likuidasi mencapai US$508 juta hanya dalam satu hari. Dari jumlah itu, posisi long mendominasi dengan nilai US$351 juta, sementara posisi short yang ikut terhempas mencapai US$157 juta.

Fenomena ini menunjukkan bahwa banyak trader optimistis berlebihan terhadap arah pasar. Ketika Bitcoin menyentuh level psikologis US$110.000, sebagian besar mengira tren bullish akan terus berlanjut. Namun volatilitas ekstrem membuat pasar berbalik arah hanya dalam hitungan jam.

Sementara itu, Ethereum (ETH) justru menjadi korban terbesar, dengan total likuidasi mencapai US$155 juta, disusul Bitcoin (BTC) sebesar US$117 juta.
Altcoin lainnya seperti Solana (SOL), Dogecoin (DOGE), dan XRP pun ikut terpukul.

Apakah ini tanda bahwa pasar crypto mulai jenuh? Atau hanya “gempa kecil” menjelang ledakan harga berikutnya?


Analisis: Antara Politik Global dan Sentimen Pasar

Pernyataan politik seringkali berdampak lebih besar dari yang diperkirakan. Dalam konteks ini, komentar Trump bukan hanya soal perdagangan, tetapi juga soal arah ekonomi global.
Pasar crypto yang sensitif terhadap perubahan kebijakan makro langsung bereaksi.

Beberapa analis menilai bahwa pasar sebenarnya sedang mencari “narasi baru” setelah euforia halving Bitcoin mereda. Ketika Trump berbicara soal kesepakatan dengan China, investor mulai menilai ulang posisi mereka di aset berisiko.

“Setiap kali Trump berbicara tentang China, pasar menjadi liar. Trader tahu itu bukan sekadar omongan kosong, karena kebijakan dagang AS bisa mengubah arah dolar dan risk appetite global,” kata Eleanor Kim, analis senior di FXStreet.

Di sisi lain, sebagian pelaku pasar menilai reaksi likuidasi ini berlebihan. Menurut mereka, faktor algoritma dan sistem likuidasi otomatis di bursa derivatif crypto turut memperparah gejolak harga.


Trader Kecil Jadi Korban, Whale Justru Untung Besar

Fenomena menarik dari kejadian ini adalah asimetri informasi dan kekuatan modal.
Ratusan ribu trader ritel mengalami kerugian besar akibat leverage tinggi. Sebagian dari mereka bahkan melaporkan kehilangan seluruh modal hanya dalam hitungan menit.

Sebaliknya, para “whale” (investor besar) justru memanfaatkan momen kepanikan untuk membeli aset di harga murah.
Beberapa akun besar di X (Twitter) menunjukkan pergerakan wallet yang menandakan akumulasi besar-besaran Bitcoin dan Ethereum setelah harga jatuh mendadak.

Pertanyaannya, apakah pasar benar-benar “bebas dan adil”?
Ataukah ini hanyalah permainan besar yang membuat trader kecil menjadi bahan bakar volatilitas?


Sinyal Bahaya dari Sistem Leverage

Salah satu akar masalah yang jarang dibicarakan adalah kebiasaan trader menggunakan leverage ekstrem, bahkan hingga 100x lipat dari modal asli.
Dengan sistem seperti ini, sedikit perubahan harga saja bisa menghapus seluruh posisi.

Likuidasi massal Rp8 triliun ini menunjukkan betapa rapuhnya ekosistem spekulatif crypto.
Meski banyak yang menganggap crypto sebagai bentuk “kebebasan finansial”, kenyataannya pasar derivatif sering kali lebih mirip kasino modern ketimbang tempat investasi.

Regulator di beberapa negara seperti Singapura dan Korea Selatan kini mulai menyoroti praktik leverage tinggi ini. Bahkan, Komisi Sekuritas AS (SEC) berencana meninjau ulang izin platform derivatif yang memungkinkan trader ritel terlibat tanpa perlindungan memadai.


Trump dan Dampak Politiknya terhadap Bitcoin

Fenomena ini juga menyoroti betapa kuatnya pengaruh politik terhadap Bitcoin dan aset digital.
Sebelumnya, Trump dikenal sebagai tokoh yang skeptis terhadap crypto, bahkan pernah menyebut Bitcoin sebagai “penipuan yang berbahaya bagi dolar AS.”

Namun dalam beberapa bulan terakhir, ia terlihat melunak. Dalam kampanye terbarunya, Trump menyatakan dukungannya terhadap inovasi blockchain dan potensi “dolar digital berbasis teknologi Amerika.”

Perubahan sikap inilah yang membuat pasar bingung.
Ketika seorang presiden AS yang anti-crypto tiba-tiba menjadi “ramah blockchain”, reaksi pasar bisa sangat ekstrem — terutama ketika dikaitkan dengan isu geopolitik besar seperti perang dagang dengan China.


Reaksi Komunitas: Antara Sindiran dan Peringatan

Di media sosial, komunitas crypto merespons keras kejadian ini.
Tagar seperti #TrumpEffect, #CryptoCrash, dan #RungkadNation menjadi trending. Banyak yang menyindir bahwa “satu tweet Trump lebih mematikan dari 100 indikator teknikal.”

Sejumlah influencer crypto ternama seperti @CryptoCobain dan @TheMoonCarl bahkan menilai peristiwa ini sebagai “uji ketahanan emosional” bagi investor.
“Jika kamu panik setiap kali pasar jatuh, mungkin kamu tidak cocok di crypto,” tulis mereka di X.

Namun ada juga suara yang lebih kritis, menuduh bahwa bursa derivatif sengaja memanfaatkan volatilitas untuk melikuidasi posisi pengguna.
Kecurigaan ini bukan tanpa alasan, karena data on-chain menunjukkan volume likuidasi melonjak drastis dalam waktu yang sangat singkat — pola yang sering dikaitkan dengan “long squeeze” terencana.


Pelajaran Pahit: DYOR Bukan Sekadar Slogan

Kejadian ini kembali menegaskan prinsip lama dunia investasi: Do Your Own Research (DYOR).
Trader yang hanya ikut-ikutan tanpa memahami fundamental sering kali menjadi korban.
Likuidasi Rp8 triliun dalam sehari bukan semata akibat pasar, tapi juga cermin dari kurangnya manajemen risiko dan euforia buta terhadap keuntungan cepat.

Investasi crypto memang menjanjikan imbal hasil tinggi, tetapi risikonya pun sepadan.
Leverage tinggi, berita politik global, hingga pergerakan whale — semua bisa menjadi faktor penentu dalam sekejap.


Kesimpulan: Pasar Crypto Butuh Kedewasaan Kolektif

Peristiwa likuidasi massal yang menelan kerugian Rp8 triliun ini bukan sekadar angka.
Ia adalah peringatan keras bagi seluruh ekosistem — mulai dari trader ritel, bursa, hingga regulator — bahwa pasar crypto masih sangat rentan terhadap manipulasi dan berita politik.

Trump mungkin hanya berbicara tentang kesepakatan dagang, tapi dampaknya menyentuh hingga dompet digital trader di seluruh dunia.
Ironisnya, justru dalam momen seperti inilah pasar crypto menunjukkan wajah aslinya: bebas, liar, dan penuh risiko.

Apakah kejadian ini akan membuat investor lebih bijak? Atau justru memicu gelombang spekulasi baru ketika harga kembali naik?
Seperti biasa, pasar crypto tak pernah memberi jawaban pasti. Yang jelas, satu hal tetap relevan:

“Berlawanan dengan Trump, pasar tak pernah bisa diprediksi.”


Disclaimer: Artikel ini bersifat informatif dan bukan merupakan nasihat keuangan. Selalu lakukan riset sendiri (DYOR) sebelum mengambil keputusan investasi.




Strategi ini mencerminkan tren investasi modern yang aman dan berkelanjutan, Dengan pendekatan futuristik, investasi menjadi solusi tepat untuk membangun stabilitas finansial jangka panjang


Bitcoin adalah Aset Digital atau Agama Baru Membongkar 7 Mitos Paling Berbahaya Tentang Cryptocurrency Pertama Dunia

baca juga: Bitcoin: Aset Digital? Membongkar 7 Mitos Paling Berbahaya Tentang Cryptocurrency Pertama Dunia

Tips Psikologis untuk Menabung Crypto.

baca juga: Cara memahami aspek psikologis dalam investasi kripto dan bagaimana membangun strategi yang kuat untuk menabung dalam jangka panjang

Cara mulai investasi dengan modal kecil untuk pemula di tahun 2024, tips aman bagi pemula, dan platform online terbaik untuk investasi, ciri ciri saham untuk investasi terbaik bagi pemula

baca juga: Cara mulai investasi dengan modal kecil untuk pemula di tahun 2024, tips aman bagi pemula, dan platform online terbaik untuk investasi, ciri ciri saham untuk investasi terbaik bagi pemula

Regulasi Cryptocurrency di Indonesia: Hal yang Wajib Diketahui Investor

baca juga: Regulasi Cryptocurrency di Indonesia: Hal yang Wajib Diketahui Investor

0 Komentar