Tulisan Bermanfaat
BAHAGIA ITU SEDERHANA
dari Tukiyo Suryo Atmojo
Lihat mereka yang kulitnya putih rela berjemur dan menghitamkan diri konon supaya terlihat eksotis. Mereka yang kulitnya hitam rela membayar mahal untuk membeli kosmetik, operasi kulit, melakukan sedot pigmen agar kulitnya putih, bahkan beberapa orang rela melakukan cara-cara yang cukup repot dan menyakitkan.
Pernah suatu hari saya membawakan sebuah pelatihan dan melihat satu peserta yang setiap sepuluh menit menyemprotkan sesuatu kemukanya hingga basah. Karena kejadian ini berulang-ulang selama satu hari penuh, hal ini mengundang keingintahuan saya. Apa yang sebenarnya ia lakukan? Sehingga disela-sela makan coffeebreak saya menanyakannya, ternyata dia sedang melakukan perawatan muka agar kulit mukanya berubah kemerahan.Yang sedang ia lakukan adalah dalam tahap memakai cream yang akan membuat kulit mukanya mengalami pengelupasan.
Tahap ini mengharuskan dia harus terus menjaga kelembaban mukanya. Karena ketika kering maka akan terasa sakit, makanya ia membawa sebuah botol spray yang ia gunakan untuk membasahi mukanya kalau rasa nyerinya mulai datang.
Lihat juga mereka yang rambutnya keriting membayar mahal untuk rebounding agar rambutnya menjadi lurus. Anehnya mereka yang rambutnya lurus malah bayar mahal untuk mengeriting rambutnya.
Jika itu bisa dilakukan dan benar-benar bisa membuat bahagia tentu baik untuk dilanjutkan, tapi bagaimana bagi mereka yang tak bisa melakukan itu? Apakah mereka tidak berhak atas yang namanya bahagia?
Ada begitu banyak orang yang salah dalam menerjemahkan makna bahagia. Mereka mengira bahagia itu ada diluar dirinya. Mereka mengira bahagia itu jika sudah mencapai sesuatu, jika sudah memiliki sesuatu, dikiranya tentang harta, dikiranya tentang kekuasaan, dikiranya tentang popularitas, dikiranya tentang kesehatan yang prima. Sehingga jika mereka belum memiliki atau belum sampai kesana mereka belum bisa bahagia dan berusaha terus-menerus mencarinya.
Padahal bahagia adalah berdamai dengan keadaan sekarang. BAHAGIA ITU SEDERHANA
0 Komentar