Romansa Terindah di Wisata Jakarta

 

Romansa Terindah di Wisata Jakarta

Romansa Terindah di Wisata Jakarta


Di gemerlap ibu kota, Jakarta berdiri megah,

Romansa terindah mekar di jalan-jalan sibuk,

Gedung-gedung menjulang, pelukis mimpi-mimpi,

Jakarta, kau saksi cinta yang takkan pernah redup.


Bundaran HI, pusat kehidupan berdesir,

Romansa terindah terpahat di setiap sudut,

Cahaya gemerlapan, kilauan malam yang damai,

Jakarta, kau peluk kisah asmara di pinggir trotoar.


Taman Suropati, sejuk bawah dedaunan rindang,

Romansa terindah bersemi di pelukan pepohonan,

Dua hati berbicara, di bangku batu berbisik,

Jakarta, kau saksi serenade di antara angin malam.


Kota tua berbicara, sejarah terukir cantik,

Romansa terindah melewati lorong-lorong zaman,

Museum dan kafe, kita merajut kisah di setiap sudut,

Jakarta, kau saksi cinta yang berjalan bersama waktu.


Senayan, stadion impian, di bawah langit biru,

Romansa terindah merekah di antara sorak sorai,

Saling pandang di tribun, getaran hati tak terucap,

Jakarta, kau saksi cinta di lapangan hijau.


Pelabuhan Sunda Kelapa, saksi bisu masa lalu,

Romansa terindah merayap di atas kapal-kapal tua,

Alunan angin, riak air, dan serpihan matahari senja,

Jakarta, kau menyimpan kisah pelaut-pelaut yang merindu.


Monas menjulang tinggi, menara cinta yang abadi,

Romansa terindah berkobar di kaki patung pahlawan,

Di setiap langkah, di setiap momen berdetak,

Jakarta, kau saksi roman picisan yang penuh makna.


Pasar Seni, warna-warni seni di setiap gerai,

Romansa terindah melebur dalam kreativitas yang tumbuh,

Di balik lukisan dan patung, cinta kita mengalir,

Jakarta, kau saksi puisi seni yang mengharu biru.


Kemang, jalanan penuh cerita cinta,

Romansa terindah terukir di kedai-kedai senja,

Musik mengalun, mata kita bertemu,

Jakarta, kau saksi kisah yang tak terlupakan.


Jakarta, kau panggung roman yang tiada habis,

Di setiap langkah, di setiap hela nafas,

Cinta kita tumbuh, mekar dalam gemerlapmu,

Romansa terindah, Jakarta, kau nyanyikan selamanya.

0 Komentar