"Saya Jual 1.700 Bitcoin Saat Harganya Rp900—Kini Nilainya Rp3 Triliun: Kisah Pilu Greg Schoen & Pelajaran Berharga untuk Investor Kripto"

Bitcoin adalah Aset Digital atau Agama Baru Membongkar 7 Mitos Paling Berbahaya Tentang Cryptocurrency Pertama Dunia

baca juga: Bitcoin: Aset Digital? Membongkar 7 Mitos Paling Berbahaya Tentang Cryptocurrency Pertama Dunia

Tips Psikologis untuk Menabung Crypto.

baca juga: Cara memahami aspek psikologis dalam investasi kripto dan bagaimana membangun strategi yang kuat untuk menabung dalam jangka panjang

"Saya Jual 1.700 Bitcoin Saat Harganya Rp900—Kini Nilainya Rp3 Triliun: Kisah Pilu Greg Schoen & Pelajaran Berharga untuk Investor Kripto"

(Meta Description: Greg Schoen menjual 1.700 BTC saat harganya Rp900 per koin. Kini, aset itu bernilai Rp3 triliun! Simak kisahnya, analisis psikologi investor, dan pelajaran berharga agar Anda tidak mengulangi kesalahan yang sama.)


Pendahuluan: Tragedi Terbesar dalam Sejarah Investasi Kripto

Bayangkan kehilangan Rp3 triliun karena satu keputusan gegabah.

Itulah kisah nyata Greg Schoen, salah satu pengguna awal Bitcoin yang pada 2011 menjual 1.700 BTC saat harganya harga US$0,30 (Rp4.500). Kala itu, ia merasa sudah mencetak untung 500%—tetapi hari ini, aset tersebut bernilai US$180 juta (Rp3 triliun).

Pertanyaan yang menghantui:

  • Apa yang terjadi di pikiran Schoen saat menjual BTC-nya?

  • Bagaimana jika ia bertahan hingga sekarang?

  • Apa pelajaran terbesar dari kisah ini untuk investor kripto modern?

Artikel ini akan mengungkap:
✔ Kisah lengkap Greg Schoen: Dari early adopter hingga penyesalan abadi.
✔ Analisis psikologi investor: Mengapa orang cenderung jual terlalu cepat?
✔ Perbandingan dengan kisah serupa: Ada yang bertahan, ada yang menyesal.
✔ Pelajaran untuk investor 2024: Bagaimana menghindari "Schoen Syndrome"?


1. Greg Schoen vs. Bitcoin: Kisah Cinta yang Berakhir Pahit

1.1. Awal Mula: Membeli Bitcoin di Harga Rp900 per Koin

Pada 2010, Bitcoin masih proyek eksperimen yang hanya dikenal di forum-forum teknis. Greg Schoen, seorang penggemar teknologi, membeli 1.700 BTC saat harganya US$0,06 (Rp900).

Fakta mengejutkan:

  • Total investasi awalnya hanya US$102 (Rp1,5 juta).

  • Saat itu, Bitcoin belum ada di bursa—transaksi dilakukan peer-to-peer.

1.2. Keputusan yang Mengubah Hidup: Jual di US$0,30 (Untung 500%)

Beberapa bulan kemudian, harga Bitcoin meroket ke US$0,30 (Rp4.500). Schoen memutuskan take profit, mengunci keuntungan 500%.

Kata-katanya di 2011:

"Seandainya saya masih menyimpan 1.700 BTC saat nilainya masih US$0,06, bukannya menjual di US$0,30, namun hari ini nilainya sudah menyentuh US$8."

Ironi terbesar:

  • Ia menyesal saat BTC mencapai US$8 (Rp120 ribu).

  • Tapi kini, 1.700 BTC = Rp3 triliun (US$180 juta).

1.3. Nasib Schoen Sekarang: Masih Pegang Sedikit Kripto

Dalam unggahan 2017, Schoen mengaku:

  • Masih memegang "beberapa" Bitcoin.

  • Pernah beli Ethereum (ETH) dan Verge (XVG) di harga awal.

  • Menyesal tidak membeli lebih banyak.

Pertanyaan retoris:
"Jika ia masih memegang 10 BTC saja, itu sudah bernilai Rp16 miliar hari ini. Tapi bisakah kita menyalahkannya?"


2. Analisis Psikologi: Mengapa Investor Jual Terlalu Cepat?

2.1. "Disposition Effect": Kecenderungan Manusia Jual Aset Untung & Pertahankan Rugi

Penelitian Universitas California menunjukkan:

  • 80% investor lebih cepat jual aset yang untung.

  • Mereka cenderung bertahan saat rugi (hopium recovery).

Kasus Schoen:

  • Ia takut kehilangan keuntungan 500%.

  • Tidak ada referensi harga tinggi (BTC belum pernah tembus US$1).

2.2. FOMO vs. FUD: Musuh Abadi Investor

  • FOMO (Fear of Missing Out): Membuat orang beli di puncak.

  • FUD (Fear, Uncertainty, Doubt): Membuat orang jual di dasar.

Pelajaran dari Schoen:
"Jika Anda tidak punya alasan fundamental untuk jual, tahan!"


3. Kisah Lain: Ada yang Bertahan, Ada yang Menyesal

3.1. Si "Pizza Guy" yang Menukar 10.000 BTC dengan 2 Pizza

  • Laszlo Hanyecz menghabiskan 10.000 BTC untuk 2 pizza pada 2010.

  • Kini, 10.000 BTC = Rp1,8 triliun.

  • Reaksinya sekarang: "Saya tidak menyesal—Bitcoin harus digunakan."

3.2. "The Bitcoin Family" yang Jual Semua Harta demi BTC

  • Didi Taihuttu menjual rumah & bisnisnya untuk beli Bitcoin di 2017.

  • Portofolionya pernah mencapai US$2 juta.

  • Strateginya: "HODL jangka panjang."

Perbandingan:

NamaKeputusanHasil
Greg SchoenJual 1.700 BTC di US$0,30Kehilangan Rp3 triliun
Laszlo HanyeczHabiskan 10.000 BTC untuk pizzaRp1,8 triliun menguap
Didi TaihuttuAll-in BTC 2017Raih jutaan dolar

4. Pelajaran untuk Investor 2024: Jangan Jadi "Greg Schoen" Berikutnya!

4.1. Strategi Anti-Penyesalan

✅ Jangan jual semua—sisakan untuk masa depan.
✅ Gunakan DCA (Dollar-Cost Averaging) untuk hindari emosi.
✅ Tulis target jual berdasarkan analisis, bukan feeling.

4.2. Pertanyaan yang Harus Dijawab Sebelum Jual Aset Kripto

  1. "Apakah fundamental proyek berubah?"

  2. "Jika saya jual sekarang, apa rencana investasi selanjutnya?"

  3. "Bisakah saya menahan penyesalan 5 tahun ke depan?"


Kesimpulan: Masa Depan Bitcoin & Nasib Investor

Greg Schoen adalah simbol penyesalan investasi terbesar dalam sejarah kripto. Namun, kisahnya mengajarkan:

  • Tidak ada yang bisa memprediksi masa depan.

  • Keputusan jual/beli harus berdasarkan rencana, bukan emosi.

Pertanyaan terakhir:
"Jika Anda memegang aset yang suatu hari bisa bernilai triliunan, apakah Anda akan bertahan atau menyerah di tengah jalan?"

(Artikel ini bukan saran finansial. Selalu lakukan riset sendiri sebelum investasi.)


baca juga: Akademi Crypto adalah platform edukasi terbaik untuk belajar crypto dari nol, memahami blockchain dan Web3, menguasai trading aset digital secara aman, hingga meraih cuan lewat kelas gratis, mentor profesional, dan materi lengkap yang cocok untuk pemula, pelajar, maupun profesional yang ingin melek kripto dan transformasi digital.

Regulasi Cryptocurrency di Indonesia: Hal yang Wajib Diketahui Investor

baca juga: Regulasi Cryptocurrency di Indonesia: Hal yang Wajib Diketahui Investor

0 Komentar