Bagaimana Meningkatkan Profitabilitas Pada Market yang Choppy?

Tips Psikologis untuk Menabung Crypto.

baca juga: Cara memahami aspek psikologis dalam investasi kripto dan bagaimana membangun strategi yang kuat untuk menabung dalam jangka panjang

Bagaimana Meningkatkan Profitabilitas Pada Market yang Choppy?

Pendahuluan: Apa Itu Market Choppy dan Mengapa Itu Penting?

Dalam dunia trading dan investasi, ada berbagai kondisi pasar yang harus dipahami oleh setiap pelaku pasar. Salah satu kondisi yang sering kali membuat banyak trader dan investor frustrasi adalah kondisi market yang "choppy." Market choppy adalah istilah untuk menggambarkan kondisi pasar yang bergerak dalam range sempit, tidak jelas arahnya, dan cenderung fluktuatif secara tidak menentu. Dalam situasi ini, harga tidak membentuk tren naik atau turun yang jelas, sehingga membuat analisis teknikal tradisional menjadi kurang efektif.

Market yang choppy biasanya terjadi ketika likuiditas pasar menurun, volatilitas meningkat, dan ketidakpastian makroekonomi memuncak. Faktor-faktor seperti ketegangan geopolitik, rilis data ekonomi penting, atau ketidakpastian kebijakan bank sentral bisa memperparah kondisi ini.

Namun, bukan berarti tidak ada peluang di tengah market yang sulit diprediksi ini. Justru, trader dan investor yang mampu membaca dinamika pasar dengan baik dapat menemukan celah-celah profitabilitas yang tersembunyi.


Bab 1: Mengenali Karakteristik Market Choppy

1.1 Definisi Teknis Market Choppy

Market choppy bisa dikenali melalui beberapa indikator teknikal dan perilaku harga. Biasanya, harga bergerak naik-turun dalam range yang sama tanpa arah yang jelas. Indikator seperti Average True Range (ATR), Bollinger Bands yang menyempit, dan RSI yang bolak-balik di tengah bisa menjadi petunjuk awal kondisi choppy.

1.2 Penyebab Terjadinya Market Choppy

Beberapa penyebab umum market choppy antara lain:

  • Volume perdagangan yang rendah

  • Ketidakpastian menjelang rilis berita ekonomi besar

  • Konsolidasi harga setelah tren besar

  • Minimnya partisipasi institusional

1.3 Dampak Terhadap Strategi Trading Tradisional

Strategi seperti swing trading atau trend following menjadi tidak efektif karena tidak ada tren yang kuat untuk diikuti. Sinyal beli atau jual menjadi sering “fake out” dan bisa menjebak trader dalam posisi yang merugi.


Bab 2: Kenapa Swing Trading Jadi Neraka di Market Choppy

2.1 Swing Trading Tidak Cocok untuk Kondisi Pasar Saat Ini

Swing trading mengandalkan tren jangka menengah—biasanya dalam rentang beberapa hari hingga minggu. Dalam market choppy, harga seringkali membalik arah secara tiba-tiba, membuat stop loss lebih mudah tersentuh dan target profit sulit tercapai.

2.2 Contoh Kasus: Gagalnya Setup Swing di Market Ranging

Ambil contoh sebuah saham yang bergerak antara 100 hingga 110 selama dua minggu. Trader swing yang masuk pada harga 105 dengan target 115 kemungkinan akan tersentuh stop loss ketika harga turun ke 100, bukan naik seperti prediksi.

2.3 Solusi: Beralih ke Trading Intraday atau Scalp

Scalping dan intraday trading lebih cocok untuk market choppy. Karena pergerakan kecil bisa dieksploitasi secara cepat, risiko bisa dikendalikan lebih ketat dan fleksibilitas strategi lebih tinggi.


Bab 3: Kunci Sukses di Market Choppy—Kemampuan Trading Dua Arah

3.1 Apa Itu Trading Dua Arah?

Trading dua arah artinya trader bisa mengambil posisi beli (long) maupun jual (short) sesuai kondisi pasar. Hal ini menjadi sangat penting ketika pasar tidak memberikan arah yang pasti.

3.2 Menghindari Bias: Musuh Utama Trader

Banyak trader gagal karena terlalu bias terhadap satu arah pasar. Misalnya, terlalu optimis harga akan naik, padahal sinyal menunjukkan tekanan jual lebih dominan.

3.3 Teknik Mengidentifikasi Peluang Short Selling

Untuk bisa short dengan efektif:

  • Gunakan indikator tren seperti Moving Average

  • Perhatikan tekanan volume pada zona resistance

  • Gunakan indikator CVD (Cumulative Volume Delta) untuk melihat kekuatan seller


Bab 4: Gunakan Indikator Derivatif untuk Melihat Apa yang Tidak Terlihat

4.1 Apa Itu Indikator Derivatif?

Indikator derivatif adalah alat bantu analisis yang berasal dari data order book, likuidasi, dan posisi trader lain, bukan hanya price action. Contohnya:

  • Liquidation Map

  • Open Interest

  • CVD (Cumulative Volume Delta)

  • Funding Rate

4.2 Mengapa Price Action Saja Tidak Cukup?

Dalam market manipulatif dan choppy, harga sering kali digerakkan untuk memicu stop loss dan likuidasi trader ritel. Oleh karena itu, perlu melihat data “di balik layar.”

4.3 Studi Kasus Penggunaan Indikator Derivatif

Misalnya, CVD menunjukkan peningkatan pembelian tapi harga tidak naik, itu bisa menjadi tanda distribusi oleh big player. Ini sinyal untuk bersiap short, bukan long.


Bab 5: Disiplin Ekstra—Kunci Bertahan dan Menang

5.1 Capital Preservation Adalah Segalanya

Dalam kondisi market seperti ini, tujuan utama bukan mengejar profit besar, tapi bertahan. Bertahan berarti menjaga modal agar tidak terkikis oleh kondisi tidak ideal.

5.2 Strategi Disiplin:

  • Gunakan stop loss ketat

  • Hindari overtrading

  • Tetapkan target harian dan mingguan yang realistis

  • Jangan FOMO

5.3 Filosofi “No Trade is a Trade”

Tidak mengambil posisi juga adalah keputusan trading. Dalam kondisi yang tidak mendukung, lebih baik tidak open posisi daripada memaksakan diri dan merugi.


Bab 6: Studi Kasus dan Analisis

6.1 Studi Kasus Trader A yang Bertahan di Market Choppy

Menggunakan pendekatan scalping berbasis indikator CVD dan open interest, Trader A mampu mencetak profit konsisten meski market sideways.

6.2 Analisis Error Trader B yang Mengandalkan Swing Trading

Trader B mencoba swing di market yang tidak trending dan terkena stop loss 5 kali berturut-turut. Dia baru menyadari bahwa market tidak dalam mode trending.


Bab 7: Kesimpulan dan Rekomendasi Praktis

7.1 Ringkasan Inti:

  • Market choppy penuh jebakan tapi tetap bisa dimanfaatkan.

  • Swing trading sebaiknya dihindari, fokus ke strategi jangka pendek.

  • Gunakan indikator derivatif dan pantau zona likuidasi.

  • Disiplin, adaptif, dan tidak bias adalah kunci bertahan.

7.2 Checklist Bertahan di Market Choppy:

  • Sudah cek indikator CVD & Open Interest?

  • Sudah tentukan stop loss ketat?

  • Sudah punya rencana untuk dua arah?

  • Sudah siap untuk tidak trading jika kondisi tidak ideal?

baca juga: Akademi Crypto adalah platform edukasi terbaik untuk belajar crypto dari nol, memahami blockchain dan Web3, menguasai trading aset digital secara aman, hingga meraih cuan lewat kelas gratis, mentor profesional, dan materi lengkap yang cocok untuk pemula, pelajar, maupun profesional yang ingin melek kripto dan transformasi digital.

Regulasi Cryptocurrency di Indonesia: Hal yang Wajib Diketahui Investor

baca juga: Regulasi Cryptocurrency di Indonesia: Hal yang Wajib Diketahui Investor

0 Komentar