Bitcoin Merangkak Naik, Bisakah Kembali ke Level US$100 Ribu?

Tips Psikologis untuk Menabung Crypto.

baca juga: Cara memahami aspek psikologis dalam investasi kripto dan bagaimana membangun strategi yang kuat untuk menabung dalam jangka panjang

Bitcoin Merangkak Naik, Bisakah Kembali ke Level US$100 Ribu?


Pendahuluan: Kebangkitan Bitcoin Menuju Psikologis Baru

Dalam lanskap keuangan global yang semakin dinamis, Bitcoin (BTC) kembali mencuri perhatian. Aset kripto paling populer ini telah menunjukkan momentum bullish yang kuat, bahkan mendekati level harga US$95.000 pada Rabu (23/04) sore. Lonjakan ini memunculkan kembali perbincangan klasik di kalangan investor dan analis: apakah Bitcoin mampu kembali menembus dan bertahan di level psikologis US$100.000?

Kenaikan ini bukan sekadar gerakan harga sesaat. Dukungan dari analisis teknikal, pergeseran posisi resistance menjadi support, serta kekuatan indikator RSI dan Awesome Oscillator memperkuat sentimen optimis. Namun, di sisi lain, ada pula kekhawatiran muncul dari stagnasi pencetakan stablecoin, yang secara historis berperan penting dalam menandai arus masuk modal baru ke pasar kripto.

Artikel ini menyajikan eksplorasi komprehensif tentang faktor teknikal, sentimen pasar, indikator fundamental, serta pengaruh institusional yang membentuk perjalanan Bitcoin hari ini. Dengan pendekatan analisis terstruktur, kita akan mencoba menjawab pertanyaan utama: Apakah US$100.000 adalah tujuan yang realistis, atau hanya mimpi yang sulit dicapai?


Bagian 1: Evolusi Harga Bitcoin – Sebuah Kilas Balik

1.1 Dari Sen hingga Puluhan Ribu Dolar

Bitcoin lahir pada 2009, dan awalnya hanya dihargai beberapa sen. Dalam satu dekade, nilainya melesat hingga ribuan kali lipat. Pada tahun 2021, BTC sempat mencapai US$69.000, menandai puncak siklus sebelumnya. Kenaikan ini disokong oleh likuiditas pasar tinggi, minat institusional, dan lonjakan partisipasi investor ritel.

1.2 Bear Market dan Masa Konsolidasi

Tahun 2022 dan awal 2023 menjadi periode sulit. Pasar kripto tertekan oleh pengetatan moneter global, inflasi tinggi, dan kebangkrutan beberapa entitas besar seperti FTX. Harga Bitcoin sempat turun ke kisaran US$15.000 – US$20.000, namun perlahan mulai pulih.

1.3 Kembali Bangkit di 2024–2025

Pada akhir 2024 hingga awal 2025, Bitcoin menunjukkan pemulihan signifikan, dengan harga secara konsisten menanjak dan menembus level US$85.000. Saat artikel ini ditulis, BTC telah menyentuh US$95.000, memunculkan kemungkinan pencapaian rekor baru di US$100.000.


Bagian 2: Analisis Teknikal – RSI, AO, dan Pergerakan Harga

2.1 Resistance Menjadi Support

Resistance kuat di level US$85.000 kini berubah menjadi area support baru. Ini merupakan sinyal teknikal yang penting, karena menunjukkan bahwa pasar menerima harga tersebut sebagai nilai wajar baru.

2.2 RSI: Relative Strength Index

Indikator RSI menunjukkan posisi di atas 70, menandakan bahwa Bitcoin saat ini berada di wilayah overbought. Namun dalam tren yang sangat kuat, RSI bisa bertahan di zona ini lebih lama tanpa koreksi besar.

2.3 Awesome Oscillator (AO)

AO mengindikasikan momentum positif yang masih terus menguat. Garis histogram tetap berada di atas nol, mengkonfirmasi kekuatan pembeli mendominasi.

2.4 Pola Candlestick & Volume

Volume perdagangan naik bersamaan dengan kenaikan harga. Ini menegaskan bahwa pergerakan tidak hanya didorong oleh spekulasi, tetapi disertai akumulasi nyata dari berbagai pelaku pasar.


Bagian 3: Peran Penting Stablecoin dalam Siklus Bitcoin

3.1 Hubungan Historis: Pencetakan Stablecoin dan Harga BTC

Secara historis, pencetakan stablecoin seperti USDT dan USDC menjadi indikasi kuat adanya arus modal baru. Stablecoin adalah “jembatan fiat” yang digunakan investor untuk memasuki pasar kripto.

3.2 Kenapa Pencetakan Stablecoin Melambat?

Saat ini, data menunjukkan stagnasi stablecoin minting. Tidak banyak penerbitan baru yang terjadi, yang berarti belum ada gelombang besar modal segar masuk. Hal ini bisa menghambat reli harga.

3.3 Apakah Ini Sinyal Bahaya?

Bisa iya, bisa juga tidak. Menurut banyak analis, pencetakan stablecoin biasanya terjadi setelah harga BTC naik—sebagai reaksi, bukan sebagai pemicu. Artinya, meski saat ini datanya stagnan, potensi tetap ada jika harga menembus resistensi psikologis berikutnya.


Bagian 4: Arus Dana Institusional & Peran ETF

4.1 ETF Spot Bitcoin: Game Changer?

Peluncuran ETF Spot Bitcoin di AS dan beberapa negara lainnya telah membuka jalan bagi dana pensiun, asuransi, dan institusi keuangan besar untuk memiliki eksposur terhadap Bitcoin secara legal dan aman.

4.2 Volume Arus Masuk ETF

Data menunjukkan peningkatan arus dana ETF Bitcoin sejak awal 2025. Beberapa ETF besar mencatatkan net inflow ratusan juta dolar dalam beberapa pekan terakhir, yang mendorong pembelian BTC dalam jumlah besar.

4.3 Korporasi dan Institusi Lainnya

Selain ETF, perusahaan seperti Metaplanet, Tesla, dan beberapa perusahaan keuangan Jepang serta Korea Selatan mulai kembali menambah kepemilikan BTC. Ini memperkuat dukungan harga dari sisi institusional.


Bagian 5: Sentimen Pasar dan Psikologi Investor

5.1 Fear & Greed Index

Saat ini, indeks Fear & Greed berada di kisaran “Greed” yang tinggi, menandakan bahwa mayoritas pelaku pasar optimis. Namun kondisi ini juga bisa rawan koreksi jika ada aksi ambil untung besar-besaran.

5.2 Take Profit dan Koreksi Sehat

Jika harga turun kembali ke bawah US$86.000, Bitcoin berpotensi mengalami fase konsolidasi panjang. Ini bisa mematahkan momentum, namun juga bisa menjadi entry point bagi investor baru.

5.3 Psikologi Level US$100.000

Level ini bukan hanya angka, tetapi simbol. Angka bulat psikologis seperti US$100 ribu seringkali menciptakan euforia pasar, tetapi juga menjadi titik resistensi karena banyak investor cenderung mengambil untung di sana.


Bagian 6: Tantangan Makroekonomi Global

6.1 Inflasi dan Suku Bunga

Jika bank sentral dunia mulai memangkas suku bunga, likuiditas akan kembali ke pasar. Ini bisa mendorong lebih banyak investasi ke aset berisiko seperti Bitcoin.

6.2 Ketidakpastian Geopolitik

Ketegangan global—perang, sanksi ekonomi, dan krisis energi—bisa mendorong investor mencari aset lindung nilai alternatif. Bitcoin bisa diuntungkan jika narasi digital gold kembali menguat.


Bagian 7: Perspektif On-Chain – Apa Kata Data Blockchain?

7.1 Akumulasi Dompet Besar

Data on-chain menunjukkan peningkatan jumlah dompet dengan saldo lebih dari 100 BTC. Ini menandakan bahwa whale sedang mengakumulasi.

7.2 Transaksi On-Chain Meningkat

Volume transaksi on-chain meningkat, yang berarti aktivitas jaringan kembali aktif. Ini menandakan permintaan riil, bukan sekadar spekulasi di pasar derivatif.

7.3 Laju Penarikan dari Exchange

Penarikan BTC dari exchange juga meningkat. Artinya, banyak investor memilih menyimpan BTC di cold wallet—indikasi kepercayaan jangka panjang.


Bagian 8: Proyeksi Harga dan Simulasi Skenario

8.1 Skenario Optimistis: Tembus US$120.000

Jika momentum bertahan dan stablecoin mulai dicetak lebih banyak, harga bisa menembus US$100.000 dan bergerak menuju US$120.000 dalam beberapa bulan ke depan.

8.2 Skenario Moderat: Koreksi dan Konsolidasi

Harga bisa terkoreksi ke US$86.000–US$88.000, kemudian berkonsolidasi sebelum melakukan dorongan baru.

8.3 Skenario Negatif: Penurunan ke US$80.000

Jika tekanan jual kuat dan tidak ada dukungan baru dari institusi, Bitcoin bisa turun ke kisaran US$80.000, meski level ini diperkirakan akan menjadi support kuat.


Bagian 9: Strategi Investor: Apa yang Harus Dilakukan?

9.1 Dollar-Cost Averaging (DCA)

Metode investasi bertahap tetap menjadi pilihan aman untuk mengurangi risiko volatilitas.

9.2 Hold atau Trading Aktif?

Investor jangka panjang sebaiknya fokus pada akumulasi dan menyimpan. Trader bisa menggunakan indikator teknikal untuk entry-exit jangka pendek, namun tetap harus waspada terhadap fake breakout.

9.3 Monitor Indikator Kunci

Selalu perhatikan RSI, volume, pergerakan stablecoin, dan data ETF. Ini akan memberi gambaran tentang kekuatan pasar ke depan.


Bagian 10: Kesimpulan – US$100.000, Antara Realita dan Ekspektasi

Bitcoin saat ini berada dalam posisi kuat secara teknikal dan fundamental. Momentum menuju US$100.000 sangat mungkin terjadi jika didukung:

  • Konsistensi arus masuk ETF

  • Kenaikan volume stablecoin

  • Dukungan dari institusi besar

  • Stabilitas kondisi makroekonomi global

Namun, investor harus tetap realistis. Pasar kripto dikenal sangat volatil. Setiap kenaikan besar selalu berpotensi disusul oleh koreksi signifikan.

Yang jelas, Bitcoin bukan lagi sekadar aset eksperimental. Ia telah menjadi bagian dari portofolio institusi besar dan instrumen keuangan arus utama. Apakah US$100.000 akan tercapai? Waktulah yang akan menjawab. Namun semua tanda menunjukkan bahwa Bitcoin terus merangkak naik—dan dunia memperhatikan setiap langkahnya.

baca juga: Akademi Crypto adalah platform edukasi terbaik untuk belajar crypto dari nol, memahami blockchain dan Web3, menguasai trading aset digital secara aman, hingga meraih cuan lewat kelas gratis, mentor profesional, dan materi lengkap yang cocok untuk pemula, pelajar, maupun profesional yang ingin melek kripto dan transformasi digital.

Regulasi Cryptocurrency di Indonesia: Hal yang Wajib Diketahui Investor


baca juga: Regulasi Cryptocurrency di Indonesia: Hal yang Wajib Diketahui Investor

0 Komentar