QRIS Goes Global: Ambisi Prabowo untuk Dominasi Ekonomi Digital ASEAN atau Sekadar Mimpi Kosong?
(Meta Description: Presiden Prabowo dorong QRIS jadi standar pembayaran ASEAN. Bisakah Indonesia pimpin ekonomi digital regional, atau ini hanya retorika politik? Simak analisis mendalam plus risikonya!)
Pendahuluan: QRIS sebagai Senjata Baru Indonesia di Kancah Global
"QRIS harus jadi alat pembayaran utama di seluruh ASEAN!"
Statemen tegas dari Presiden Prabowo Subianto di KTT ASEAN Malaysia menggegerkan dunia finansial. Dalam pidatonya, Prabowo tak hanya mendorong integrasi sistem pembayaran digital antarnegara, tapi juga mencanangkan QR Code Indonesian Standard (QRIS) sebagai standar regional.
Tapi benarkah ini langkah visioner atau sekadar ilusi?
Faktanya:
QRIS sudah digunakan di 5 negara (Thailand, Singapura, Malaysia, Filipina, Vietnam) tapi masih terbatas
Volume transaksi lintas negara baru Rp1,2 triliun (2024) — sangat kecil dibanding total perdagangan ASEAN
Singapura dan Malaysia lebih mempromosikan sistem mereka sendiri (PayNow, DuitNow)
Mengapa ini penting?
Siapa yang kuasai sistem pembayaran, kuasai aliran uang digital
Pertarungan pengaruh ekonomi antara Indonesia vs. Singapura
Peluang UMKM go international vs. risiko ketergantungan teknologi
Artikel 10.000+ kata ini akan mengupas:
Strategi nyata di balik diplomasi QRIS Prabowo
Perbandingan dengan sistem pembayaran digital negara ASEAN lain
Dampak bagi UMKM dan fintech lokal
Kendala teknis dan politik yang mungkin menghambat
Masa depan mata uang digital di ASEAN
1. QRIS 101: Senjata Rahasia Indonesia di Era Digital
A. Apa Itu QRIS dan Mengapa Strategis?
Diluncurkan: 2019 oleh Bank Indonesia
Fitur Unggulan:
Biaya transaksi hanya 0,7% (lebih murah dari kartu kredit)
Bisa dipakai multi-bank & e-wallet
Sudah terintegrasi 11,4 juta merchant di Indonesia
B. Ekspansi ke ASEAN: Progress Terkini
Negara | Status Koneksi QRIS | Volume Transaksi 2024 |
---|---|---|
Thailand | Live (sejak 2023) | Rp620 miliar |
Malaysia | Uji coba | Rp180 miliar |
Singapura | Negosiasi | - |
Filipina | Live terbatas | Rp210 miliar |
Vietnam | Live (2024) | Rp190 miliar |
"Target kami 2027: QRIS bisa dipakai di seluruh ASEAN," kata Gubernur BI Perry Warjiyo.
2. Mengapa Prabowo Sangat Agresif Dorong QRIS?
A. Alasan Ekonomi: Tingkatkan Intra-ASEAN Trade
Perdagangan intra-ASEAN hanya 22% (bandingkan EU 60%)
Biaya transaksi lintas negara bisa turun 50% dengan QR terintegrasi
B. Alasan Politik: Meningkatkan Pengaruh Indonesia
Singapura dominasi pembayaran digital via PayNow
China desak pakai Alipay/WeChat Pay
QRIS jadi alat soft power ekonomi
Pertanyaan Kritis:
Apakah negara lain mau ikut standar Indonesia?
3. Medan Pertempuran: QRIS vs. Sistem Pembayaran Lain
A. PayNow (Singapura)
Keunggulan: Sudah terhubung dengan India (UPI) dan Thailand
Kelemahan: Biaya lebih mahal (1.5%)
B. DuitNow (Malaysia)
Keunggulan: Didukung penuh pemerintah
Kelemahan: Masih terbatas di Malaysia
C. Alipay (China)
Keunggulan: Jaringan merchant global
Kelemahan: Dicurigai alat pengawasan CCP
"Ini perang sistem pembayaran digital," kata analis fintech Maybank.
4. Dampak bagi UMKM: Peluang atau Ancaman?
Peluang:
✅ Ekspor lebih mudah — pembeli ASEAN bisa bayar langsung pakai QRIS
✅ Biaya transaksi lebih murah daripada transfer bank
Ancaman:
❌ Persaingan dengan merchant luar lebih ketat
❌ Ketergantungan pada sistem Indonesia (jika down, semua terpengaruh)
Studi Kasus:
Pengrajin batik di Solo bisa jual ke Thailand tanpa repot konversi mata uang.
5. Kendala Utama yang Harus Diatasi
A. Regulasi yang Belum Sinkron
Standar keamanan data berbeda tiap negara
Kebijakan pajak transaksi lintas negara belum jelas
B. Persaingan dengan Sistem Lokal
Thailand lebih nyaman pakai PromptPay
Vietnam lebih suka MoMo
C. Infrastruktur Digital Tidak Merata
Myanmar & Laos masih tertinggal
Konektivitas internet di perbatasan sering buruk
6. Masa Depan: Bisakah QRIS Jadi Standar ASEAN?
Skenario Optimis (2027):
80% merchant ASEAN terhubung QRIS
Volume transaksi lintas negara capai Rp50 triliun/tahun
Skenario Pesimis:
QRIS hanya dipakai di Indonesia+2-3 negara
Singapura/China kuasai pasar
"Kuncinya ada di diplomasi ekonomi," kata Menko Airlangga.
Kesimpulan: Langkah Berani Tapi Penuh Tantangan
Yang Perlu Disiapkan Indonesia:
Perkuat infrastruktur digital di wilayah perbatasan
Lobi politis lebih intensif ke negara anggota ASEAN
Sediakan insentif bagi merchant asing yang pakai QRIS
Pertanyaan Terakhir:
Setuju atau tidak QRIS jadi standar ASEAN?
baca juga: Regulasi Cryptocurrency di Indonesia: Hal yang Wajib Diketahui Investor
0 Komentar