Waspada Deepfake: Bolehkah Mengangkat Telepon dari Nomor Tidak Dikenal?
Pendahuluan
Teknologi deepfake dan kloning suara AI semakin canggih, membuat banyak orang khawatir tentang keamanan privasi mereka. Baru-baru ini, kasus penipuan menggunakan suara palsu yang mirip dengan suara asli korban telah meningkat, bahkan cukup dengan rekaman suara beberapa detik, penjahat siber bisa meniru suara seseorang.
Lalu, pertanyaan besarnya: Bolehkah kita mengangkat telepon dari nomor tidak dikenal? Apakah risiko deepfake dan penipuan suara membuat kita harus menghindari semua panggilan tak dikenal? Untuk menjawabnya, kami berbicara dengan Alfons Tanujaya, pakar keamanan siber dari Vaksincom, yang memberikan pandangan mendalam tentang hal ini.
1. Mengapa Deepfake dan Kloning Suara AI Begitu Menakutkan?
1.1. Apa Itu Deepfake dan Kloning Suara AI?
Deepfake adalah teknologi kecerdasan buatan (AI) yang dapat membuat video atau audio palsu yang terlihat dan terdengar sangat mirip aslinya.
Kloning suara AI memungkinkan penjahat siber meniru suara seseorang hanya dengan sampel suara beberapa detik, yang bisa didapat dari media sosial atau panggilan telepon.
1.2. Kasus Penipuan Deepfake yang Viral
Seorang CEO di Inggris ditipu hingga rugi $243.000 karena mengira sedang berbicara dengan bosnya melalui telepon, padahal itu adalah suara palsu hasil AI.
Di Indonesia, ada kasus penipuan "panggilan keluarga" di mana pelaku menggunakan suara yang mirip dengan kerabat korban untuk meminta uang.
1.3. Bagaimana Cara Kerja Penipuan Suara AI?
Pengumpulan sampel suara (dari media sosial, rekaman telepon, atau video).
Pelatihan model AI untuk meniru pola suara korban.
Penggunaan suara palsu untuk menelepon korban atau orang terdekatnya.
2. Bolehkah Mengangkat Telepon dari Nomor Tidak Dikenal?
2.1. Pendapat Pakar Keamanan Siber
Menurut Alfons Tanujaya (Vaksincom), meskipun risiko deepfake nyata, tidak berarti kita harus menolak semua panggilan dari nomor tidak dikenal.
"Kalau setiap telepon dari nomor yang belum dikenal lalu ditolak, terkadang juga ada telepon penting dari nomor yang tidak kita kenal. Jadi, harus bijak juga dalam menerima telepon dan menolak telepon."
2.2. Kapan Harus Waspada?
Jika penelepon meminta informasi pribadi (nomor rekening, OTP, password).
Suara terdengar aneh atau tidak natural (robotik, terlalu sempurna).
Meminta transfer uang atau tindakan mendesak.
2.3. Tips Aman Menerima Panggilan Tak Dikenal
✅ Verifikasi identitas penelepon (tanyakan detail yang hanya diketahui orang tersebut).
✅ Gunakan fitur pencarian nomor (Google/Truecaller untuk cek reputasi nomor).
✅ Jangan berikan data sensitif via telepon.
✅ Jika ragu, hubungi balik melalui saluran resmi (misal: telepon kantor, kontak WhatsApp terverifikasi).
3. Bagaimana Melindungi Diri dari Penipuan Deepfake?
3.1. Kurangi Jejak Suara di Internet
Hindari membagikan rekaman suara di media sosial.
Gunakan pengaturan privasi untuk video atau audio yang diunggah.
3.2. Gunakan Kode Rahasia dengan Keluarga
Buat kata sandi atau pertanyaan khusus yang hanya diketahui keluarga untuk verifikasi.
3.3. Aktifkan Fitur Keamanan Tambahan
Two-factor authentication (2FA) untuk akun penting.
Aplikasi pelacak spam seperti Truecaller atau Whoscall.
3.4. Edukasi Diri dan Keluarga
Pelajari teknik penipuan terbaru.
Diskusikan dengan orang tua yang rentan jadi target penipuan.
4. Masa Depan Deepfake: Ancaman atau Peluang?
4.1. Regulasi dan Teknologi Pendeteksi Deepfake
Google dan Microsoft sedang kembangkan alat pendeteksi deepfake.
UE dan AS sudah mulai atur hukum ketat untuk penyalahgunaan AI.
4.2. Potensi Positif Deepfake
Industri hiburan (pengisi suara film, musik).
Layanan pelanggan (voice assistant lebih natural).
Kesimpulan
Meskipun deepfake dan kloning suara AI adalah ancaman nyata, kita tidak perlu sampai tidak mengangkat telepon sama sekali dari nomor tidak dikenal. Kuncinya adalah kehati-hatian dan verifikasi.
Dengan pemahaman risiko dan langkah pencegahan, kita bisa tetap aman tanpa harus hidup dalam ketakutan. Teknologi akan terus berkembang, tetapi kecerdasan kita dalam menyikapinya yang menentukan keamanan kita.
baca juga: Ancaman Serangan Siber Berbasis AI di 2025: Tren, Risiko, dan Cara Menghadapinya
0 Komentar